RSS

Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)

STRUKTUR ORGANISASI RIMA 2009 - 2012




Pelindung


Bp. Didik Indratmoyo

Penasehat


Bp. H. Rusyadi

Pembina


  1. Bp. Hadi Soimun
  2. Bp. Drs. H. Zazinto
  3. M. Ridwan


Ketua


Afief Kurnia Rachman

Wakil ketua


Fissilmi Gunawati

Sekretaris


  1. Risa Puji Astuti
  2. Henny Issnawaty
  3. M. Fatkhur Rizki


Bendahara


  1. Anita Kristiana
  2. Onny Setyaningsih
  3. Hartono


SEKSI-SEKSI



Dakwah dan PHBI


  1. Dani Setiawan
  2. Alim Wisnu Kurniawan
  3. Romdhoni
  4. Muntoha


Perlengkapan dan Perawatan


  1. Syaiful Mufid
  2. M. Amar Ma’ruf Fauzi
  3. Elvin
  4. Mellisa


Kolektor Listrik


Heri Krismanto

Kesenian dan Mading


  1. Candra Tri Yulianto
  2. Monik Setyorini
  3. Nur Izzati
  4. Maya Aprilia


Sosial


  1. Okki Sulistiawan
  2. Nasta’in
  3. M. Setya Roji’in
  4. Fuad Adhi Sasmito


Kebersihan


  1. Erlin
  2. Dewi Lestariyah
  3. Firawati
  4. Farida


Olahraga


  1. Galuh Adi Prakoso
  2. Syukron Ma’mun
  3. Hima Adhitama
  4. Hariyadi


Humas


  1. Jarwadi
  2. Didik Cahyadi
  3. Hendi Probo Jati


Keamanan


  1. Winarno
  2. As’ari
  3. Mahbub
  4. Mahmud


Sunday, February 21, 2010

Dewasa itu Pilihan

Oleh Ria Fariana, voa-islam.com

Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan. Pernah tahu tag iklan ini? Yup, bener banget kok. Menjadi tua itu adalah sunatullah. Semua orang pasti akan menjadi tua, gak peduli berapa puluh kali ia operasi plastik agar kelihatan muda. Tapi menjadi dewasa, gak semua orang mengalaminya. Banyak orang-orang di sekeliling kita yang tua dari segi usia, tapi dari mental dan sikap, sama sekali tidak dewasa.

Dewasa sama sekali tidak diukur dari usia, tapi lebih ke kematangan dalam berpikir dan bersikap. Dewasa juga gak sama dengan menjadi matang sebelum waktunya. Karena ada kalanya kamu-kamu mungkin salah mengartikan dewasa ini.

Salah seorang teman cewek saya ada yang pernah kena tegur gara-gara sikapnya yang gak dewasa. Ia selalu merengek bila meminta sesuatu. Pokoknya manja banget pada sembarang orang. Kalo manja pada suami sendiri, sih gak masalah. Itu juga jangan keseringan. Lha ini manja pada suaminya orang.

Ia pun ditegur untuk bersikap dewasa dan jangan kolokan kayak anak kecil. Bukannya introspeksi, eh dengan bangganya ia malah bilang, “Aku emang belum mau dewasa kok.” Ihh…jijay bajay banget. Padahal saat itu ia mau merit karena umurnya pun sudah lebih dari seperempat abad. Saya jawab aja dengan kalem, “Sungguh kasihan anakmu kelak kalo gitu. Mempunyai ibu yang tidak pernah ingin mejadi dewasa.”

Sobat muda, kisah di atas itu hanya satu contoh kasus bahwa menjadi dewasa itu adalah pilihan. Kamu bisa memilih untuk dirimu sendiri, apakah asyik bersikap kekanak-kanakan ataukah bisa bersikap dewasa mulai sekarang.

Ada juga contoh lain seseorang yang belum dewasa dalam bersikap. Yaitu ketika mempunyai masalah, ia tidak berusaha menyelesaikannya dengan segera. Sebaliknya ia asyik menikmati masalah itu dan berusaha membuat orang lain bersimpati terhadapnya. Saya dulu sempat menasehati dia bahwa semua orang punya masalah dalam kehidupannya sendiri-sendiri. Jadi tidak pada tempatnya kalo kita pingin diperhatikan orang hanya karena kita sedang mempunyai masalah. Tidak selamanya kita bisa mengandalkan orang lain. Dan tidak selamanya orang lain welcome dengan sikap kekanak-kanakan tersebut.

So, biarpun usia kamu masih sangat muda, bukan tidak mungkin kedewasaan kamu melebih mereka yang jauh lebih tua dari segi umur. Menjadi dewasa itu bukan menjadi tua ataupun sok tua. Menjadi dewasa adalah bersikap dan berperilaku tepat di saat yang dibutuhkan. Kamu bisa menjadi bijak ketika ada teman butuh nasihat. Tapi di saat lain kamu bisa menjadi lucu dan menyenangkan ketika situasi menghendaki seperti itu. Atau bahkan kamu bisa menjadi menggemaskan ketika bermain bersama dengan adik atau keponakanmu yang berusia 2 tahun.

Menjadi dewasa itu bukan berarti serius terus, tapi lebih ke keberhasilan diri dalam menempatkan sikap sesuai kebutuhan. Jangan sampai ketika dibutuhkan serius kamu malah pecicilan. Dan sebaliknya, ketika dibutuhkan santai kamu malah berlagak sok serius. Aduh….salah kostum nih namanya.

Jadi, bersikap dewasalah kamu ketika memang situasi dan kondisi mengharuskanmu mengambil sikap tersebut. Usia muda tidak menghalangi kamu untuk mampu memilih, mau bersikap dewasa atau pecicilan dan terkesan kekanak-kanakan. Itu semua up to you, guys. Karena sebenarnya, dewasa itu memang sebuah pilihan. So, memilihlah dengan benar ya.

No comments:

Post a Comment

Categories

2012 (1) adab (6) akhwat (6) al qur'an (7) Al-Ghazali (2) alqur'an (3) amal-amal mulia (1) astronomi (2) bercanda (2) bermuda (1) binteng (1) cahaya (3) cantik (5) cinta (3) claudius (1) cosmis (1) dewasa (2) diponegoro (1) fachchar (1) film (1) fisika (4) formosa (1) hati (3) hidup (2) hijab (1) hukum (1) iblis (1) ilmu (2) jawa (1) jilbab (3) jin (1) kecepatan (1) kesehatan (3) ketua (1) kiamat (2) kristologi (2) lailatul qadar (1) liberalisme (3) Madinah (2) makkah (1) manfaat puasa (1) manusia (4) maulud (1) merokok (1) MUI (2) muslim (4) muslimah (6) nabi (3) nasa (1) newton (1) nikah (2) nikmat (1) pacaran (6) pahlawan (1) pengetahuan (13) perempuan (3) planet (1) proteinasi (1) ramadhan (1) RIMA (1) Rosulullah (5) sabar (5) sahur (1) sambutan (1) sejarah (8) sekolah (4) sepakbola (1) sholat (3) suku maya (1) sumur setan (1) syukur (2) tafsir (1) tahun baru (1) Thien (1) valentine (2) waktu (2) wanita (7) zina (5) फित्नाह (1)