RSS

Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)

STRUKTUR ORGANISASI RIMA 2009 - 2012




Pelindung


Bp. Didik Indratmoyo

Penasehat


Bp. H. Rusyadi

Pembina


  1. Bp. Hadi Soimun
  2. Bp. Drs. H. Zazinto
  3. M. Ridwan


Ketua


Afief Kurnia Rachman

Wakil ketua


Fissilmi Gunawati

Sekretaris


  1. Risa Puji Astuti
  2. Henny Issnawaty
  3. M. Fatkhur Rizki


Bendahara


  1. Anita Kristiana
  2. Onny Setyaningsih
  3. Hartono


SEKSI-SEKSI



Dakwah dan PHBI


  1. Dani Setiawan
  2. Alim Wisnu Kurniawan
  3. Romdhoni
  4. Muntoha


Perlengkapan dan Perawatan


  1. Syaiful Mufid
  2. M. Amar Ma’ruf Fauzi
  3. Elvin
  4. Mellisa


Kolektor Listrik


Heri Krismanto

Kesenian dan Mading


  1. Candra Tri Yulianto
  2. Monik Setyorini
  3. Nur Izzati
  4. Maya Aprilia


Sosial


  1. Okki Sulistiawan
  2. Nasta’in
  3. M. Setya Roji’in
  4. Fuad Adhi Sasmito


Kebersihan


  1. Erlin
  2. Dewi Lestariyah
  3. Firawati
  4. Farida


Olahraga


  1. Galuh Adi Prakoso
  2. Syukron Ma’mun
  3. Hima Adhitama
  4. Hariyadi


Humas


  1. Jarwadi
  2. Didik Cahyadi
  3. Hendi Probo Jati


Keamanan


  1. Winarno
  2. As’ari
  3. Mahbub
  4. Mahmud


Tuesday, June 28, 2011

Dahsyatnya Seruan Adzan

oleh : Afief K. Rachman

Adzan adalah kalimat pemberitahuan yang berasal dari Allah kepada hamba-hambaNya untuk melaksanakan shalat, Rasul SAW memerintahkan bilal untuk adzan saat berada di kota Madinah dimana kalimat adzan itu berasal dari mimpi sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbah dimana pada mimpi itu ada seorang laki – laki yang mengenakan pakaian hijau dan mengajari kalimat – kalimat itu. Tatkala shubuh tiba, dia menghadap Rasulullah lalu mengabarkan mimpinya dan Rasul membenarkannya.
Kedahsyatan Adzan diantaranya :
1. Astronot yang berasal dari USA yang bernama Neil Amstrong mendengar adzan saat menginjakkan kaki di bulan dan menyatakan keislamannya ketika berkunjung ke Kairo ( Mesir ) dan mendengar kumandang adzan dhuhur di masjid – masjid di sana bahkan dia rela di pecat dari korpsnya di NASA dan menanggapi dengan ucapan,“ Saya memang kehilangan pekerjaan saya, tapi saya menemukan Allah “.
2. Suara adzan tak henti –hentinya berkumandang setiap waktu sampai hari kiamat nanti, ini terjadai karena perbedaan waktu diberbagai penjuru dan belahan bumi sehingga kumandang adzan akan terus bergema dan mendayu merdu sebagai simbul agama Islam dan ibadah yang paling agung.
3. Setan tidak lari dari bacaan Al Quran orang yang shalat tetapi setan langsung lari terbirit –birit hingga terkentut – kentut ketika mendengar adzan, sebab adzan ada seruan menuju keberuntungan sedangkan setan mengajak menjadi penghuni neraka. Itu terjadi karena tiada yang mendengarkan seruan Rabbani itu melainkan menjadi saksi di hari kiamat kelak, sementara setan telah ingkar dan kafir dari kesaksian itu.
4. Roxy Engram, sutradara sinema internasioanal perfilman Hollywood membuat seluruh dunia di hebohkan dengan berita spektakuler keislamannya setelah mengambil gambar seorang muslim keturunan arab yang tengah mengumandangkan adzan dengan kekusyukan yang sempurna. Suara itu meruntuhkan kerasnya hati dan mengaggumkan serta memberikan kesan yang tidak mampu di wakili oleh kata – kata.
5. Ketika seorang ayah mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri pada anaknya yang baru lahir anak itu akan terhindar dari gangguan setan karena kalimat yang pertama kali di dengar adalah seruan asma Allah yang Maha Agung yang mengandung syahadat yang otomatis telah membuatnya masuk islam itu bukan hal yang aneh karena menurut ahli ginekologi, bayi yang berada dalam kandungan usia 3 bulan sudah bisa mendengar suara keras di sekitar ibunya. Itu mengapa ibu yang mengandung dianjurkan untuk banyak berdzikir baca Al Qur’an.

Itu adalah sebagian kecil dari kedahsyatan spiritual adzan, banyak orang-orang cerdas dikalangan orang non islam yang telah masuk islam karena mendengar merdunya suara adzan.Subhanallah !!!

BIODATA IBLIS

Nama : Iblis
Gelar : Laknatullah ‘Alaihi (semoga Allah melaknatnya)
Lahir : Sebelum diciptakan manusia
Tempat tinggal : Toilet dan rumah yang tidak disebut nama Allah ketika memasukinya

Singgasana : Di atas air
Rumah masa depan : Neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat tinggal
Agama : Kafir
Jabatan : Pimpinan Umum orang-orang yang dimurkai Allah dan sesat
Masa Jabatan : Hingga hari Kiamat
Karyawan : Setan jin dan setan manusia
Partner dalam bekerja : Orang yang diam dari kebenaran
Agen : Dukun dan paranormal
Musuh : kaum muslimin
Kekasih di dunia : Wanita yang hobi telanjang dan pamer aurat
Keluarga : Para thaghut
Cita-cita : Ingin membuat semua manusia kafir
Motto : Kemunafikan adalah akhlak yang paling utama
Hobi : Menyesatkan manusia dan menjerumuskan ke dalam dosa

Lukisan kesayangan : Tato
Mata pencaharian : Mencari harta yang haram
Makanan favorit : Bangkai manusia (ghibah)
Tempat favorit : Tempat-tempat najis dan tempat maksiat
Tempat yang dibenci : Majlis ilmu dan temat-tempat ketaatan
Alat komunikasi : ghibah (menggunjing), namimah (adu domba) , dan dusta

Jurus Andalan :
1. Memoles kebathilan
2. Menamakan Maksiat dengan nama yang indah
3. Menamakan Ketaatan dengan nama yang tidak disukai
4. Masuk melalui pintu yang disukai manusia
5. Menyesatkan manusia secara bertahap
6. Menghalang-halangi manusia dari kebenaran
7. Berlagak sebagai penasihat

Kelemahan :
1. Tidak berkutik di hadapan orang yang ikhlas
2. kewalahan menghadapi orang yang berilmu
3. Lari dari suara adzan
4. Lari dari rumah yang dibacakan al-Baqarah
5. Menyingkir dari orang yang berdzikir kepada Allah
6. Menangis ketika melihat orang bersujud kepada Allah

Diringkas dan diadaptasi dari kitab “Wiqayatul Insan minal Jin wasy Syayaathin”, karya Wahid Abdus Salam Bali, Oleh : Abu Umar Abdillah

Tanda-tanda Hari Kiamat

1) Penaklukan Baitulmuqaddis
Dari Auf b. Malik r.a. katanya,Rasulullah s.a.w telah bersabda:
"Aku menghitung 6 perkara menjelang hari kiamat." Baginda menyebutkan salah 1) diantaranya, yaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari
~ dah mulai kan ?...
(fyi, hari ini kaum militan Yahudi sedang berusaha mengepung dan membakar masjid Al Aqsa. Palestina sedang mempertahankan. Mari kita berdoa untuk kejayaan dan kemuliaan Islam)

2) Zina bermaharajalela .
"Dan tinggallah manusia2 yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keledai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." - Sahih Muslim
~ Dah tampak kan ?...
3) Bermaharajalela alat musik .
"Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan & perubahan muka."
Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda
menjawab; "Apabila telah bermaharajalela bunyian (musik) & penyanyi2 wanita " -Ibnu Majah
~ S'pore Idol, Malaysian Idol, Akademi Fantasia, Audition dan macam macam lagi
4) Menghias masjid & membanggakannya .
"Di antara tanda2 telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegahan dalam mendirikan masjid" - Riwayat Nasai.
~ terlihat sudah masjid2 besar tanpa jamaah...
5) Munculnya kekejian, memutuskan kerabat & hubungan dengan tetangga tidak baik.
"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan & perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim & sikap yang buruk dalam tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim.
~ ada anak tak mengakui orang tua karena malu
6) Ramai orang soleh meninggal dunia.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang2 yang baik & ahli agama di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang2 yang hina & buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran" - Riwayat Ahmad
~ boleh kita hitung berapa ulama besar yang tinggal.. .
7) Orang yang hina mendapat kedudukan terhormat.
"Di antara tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin
Luka' (orang yang bodoh & hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh 2 orang mulia" - Riwayat Thabrani
~ george bush
8) Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja.
"Sesungguhnya di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja." - Riwayat Ahmad
~ Terkadang sesama muslim kenal pun tak bertegur sapa...
9) Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. "Di antara tanda2 telah hari kiamat ialah akan muncul pakaian2 wanita & apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang".
~ Pakaian zaman sekarang ini (tube, spaghetti strap, g-string etc etc)
10) Bulan sabit kelihatan besar.
"Di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit." - Riwayat Thabrani
~ Gak percaya lihat saja sendiri...
11) Banyak dusta & tidak tepat dalam menyampaikan berita .
"Pada akhir zaman akan muncul pembohong2 besar yang datang kepadamu dengan membawa berita2 yang belum pernah kamu dengar & belum pernah didengar oleh bapak2 kamu sebelumnya, karena itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu & memfitnahmu" - Sahih Muslim -
~ coba baca majalah2 yang popular sekarang ini...
12) Banyak saksi palsu & menyimpan kesaksian yang benar.
"Sesungguhnya sebelum datang-nya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu & disembunyikan kesaksian yang benar." -Riwayat Ahmad
~ tengok ke peperangan Iraq
13) Negara Arab menjadi padang rumput & sungai.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput & sungai2" - Sahih Muslim
~ Dubai dah turun salju. Mina dah kena banjir

Bagaimana Isro’ Mi’roj Terjadi??

Oleh : Afief K. Rachman
Diinformasikan dalam QS. Ath-Thalaq : 12 bahwa Allah telah menjadikan 7 gugusan langit dan juga bumi. Berlaku agama Allah di bumi-bumi yang terdapat disetiap gugusan itu (QS.Ali Imron: 83). Disana juga ada yang beriman, sekadar ikut-ikutan, yang ingkar serta yang menentang penganut agama Allah. Ke bumi-bumi itulah Rasulullah singgah dan disambut meriah oleh penduduknya. Lokasi bumi-bumi itu telah dikaji pembagian waktu bagi perputaran pada sumbunya dan peredaran digaris edar masing-masing benda langit. Dalam QS.At Taubah : 36, ketika menciptakan 7 gugusan langit, Allah menetapkan perjalanan dan pembagian waktu dalam 12 kurun waktu dan ternyata Bulan Rajab-lah kurun waktu yang istimewa karena pada saat itu bumi-bumi itu berada dalam satu garis lurus dan itu merupakan waktu dimana posisi lingkar edarnya terdekat dengan pusat dunia (Sidratul Muntaha). Perjalanan itu didampingi Malaikat Jibril karena Malaikat hanya tunduk kepada Allah dan manusia berkualitas tinggi terutamat pada level kenabian maupun kerasulan. Itu artinya bahwa Rasul bisa mengendalikan aksi dan reaksi alam dengan mengendalikan nur (energi) malaikat itu. Inilah yang disebut Mukjizat atau pada level wali dan orang-orang sholeh disebut karamah. Dengan keyakinan hati, mereka mampu mengendalikan kekuatan ruhaninya sendiri berdasarkan iman dan taqwa yang sempurna, juga diperlukan kekhusyu’an dan konsentrasi tinggi agar dirinya berada dalam genangan energi metafisika, karena dalam kondisi seperti itu dan fisik yang prima, apa saja yang diinginkan dalam hati manusia akan terjadi dengan izin Allah termasuk berlalu-lalang menjelajahi gugusan langit. Jadi bukan hal yang mustahil jika Rasul pernah Isro’ wal mi’roj dalam satu malam. Kita sebagai orang muslim harus percaya akan kebenaran peristiwa itu karena juga sudah terbukti melalui kesaksian Kabilah Bani Tamim yang saat kembali ke Mekkah sehabis berniaga di Syam, mereka dikejutkan seberkas cahaya menyilaukan diikuti suara bergemuruh melesat dari langit memasuki Kota Mekkah. Namun Abu Jahal sangat tidak percaya ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan berita benar tersebut. Abu Jahal dengan lantang berkata, ”Sebelum Shubuh, sepulangnya dari langit, Muhammad mengaku melihat Bani Tamim berada dalam perjalanan menuju Mekkah, sekitar 20 Km. Bila dinyatakan Muhammad itu benar, maka rombongan itu akan memasuki Mekkah sebelum magrib”.
Tepat saja, pada waktu yang telah diperkirakan, rombongan itu muncul digerbang kota dan pimpinan mereka lebih dulu menceritakan apa yang telah terjadi sebelum penduduk Mekkah menanyainya. Akibat kesaksian itu, beberapa oarang penduduk Mekkah bersyahadah menjadi muslim sedangkan orang-orang yang murtad meminta maaf kepada Rasulullah dan bertaubat kepada Allah.Subhanallah!!!

Tuesday, May 31, 2011

(Tidak Selalu) Salahnya Demokrasi

assalaamu’alaikum wr. wb.

Seseorang membagi-bagikan sebuah komik ringkas menarik dengan penuh semangat.  Katanya, komik tersebut akan menjelaskan dengan sangat sederhana mengapa demokrasi telah merusak kehidupan kita dan niscaya akan membawa kita pada kehancuran.  Sebuah kata-kata yang sangat kuat yang tidak mungkin bersumber selain dari keyakinan penuh.  Tapi marilah kita simak ceritanya.

Alkisah, ada suatu percabangan rel kereta api.  Cabang yang pertama adalah yang sudah lama tak digunakan lagi, sehingga tak ada kereta yang melewati jalur itu.  Cabang kedua adalah jalur yang kini sering digunakan.  Sudah barang tentu, jalur pertama adalah tempat yang aman bagi siapa pun, sedangkan jalur kedua harus dijaga baik-baik agar tidak ada jatuh korban.

Di dekat percabangan itu, ada dua kelompok anak yang sedang bermain dengan asyiknya.  Kelompok pertama, yang hanya terdiri dari dua orang anak, bermain di jalur pertama, karena mereka memang tahu bahwa jalur tersebut aman untuk siapa pun.  Kelompok kedua yang terdiri dari enam orang anak justru asyik bermain di jalur kedua.  Dua anak di jalur pertama sudah memperingatkan kepada keenam temannya bahwa jalur itu berbahaya, tapi tidak mereka malah mengabaikan peringatan itu.

Tibalah waktunya kereta datang melintas.  Anak-anak itu tidak menyadari kedatangan kereta, demikian juga sang masinis baru mengetahui keberadaan anak-anak itu setelah jaraknya terlalu dekat untuk melakukan pengereman.  Karena terkejut, insting sang masinis langsung mengambil alih kerja tubuhnya.  Ia ‘banting stir’ sehingga kereta berbelok ke jalur yang biasanya tak dipakai.

Akhir cerita tidak pernah dibahas dalam komik tersebut, mungkin karena terlalu menyedihkan.  Bisa dibayangkan, kedua anak yang seharusnya aman bermain di jalur yang tak pernah lagi dilalui kereta kemudian menjadi korban mengenaskan karena insting sang masinis yang memindahkan kereta ke jalur yang lebih sepi demi mengurangi jumlah korban yang mungkin jatuh.  Namun meski akhir cerita tak pernah tuntas diuraikan, ibrah pun ditarik: demokrasi, yang senantiasa mementingkan mayoritas, telah mengakibatkan jatuhnya korban tak bersalah.

Hanya karena anak-anak yang bermain di jalur kedua lebih banyak, sang masinis memilih untuk menggilas tanpa ampun dua anak di jalur pertama.  Padahal, yang benar adalah yang di jalur pertama itu, karena mereka bermain di jalur yang tak terpakai lagi.  Adapun keenam temannya itulah yang bersalah, karena bermain-main di jalur yang masih digunakan.  Kisahnya semakin ironis jika kita ingat bahwa kedua anak di jalur pertama sebelumnya telah memperingatkan teman-temannya di jalur kedua tentang bahaya bermain di sana, namun pada akhirnya justru merekalah yang (mungkin) menjadi korban.  Dengan analogi tersebut, ditariklah kesimpulan bahwa mementingkan pendapat mayoritas seringkali tidak membawa keselamatan, karena yang banyak belum tentu benar.  Dalam iklim demokrasi, yang minoritas selalu ditindas, meskipun dalam banyak hal justru yang minoritas itulah yang benar.  Beginilah akibatnya jika pengambilan keputusan tidak didahului dengan pembedaan antara yang benar dan yang salah, yang haq dan yang bathil, yang berdalil dan yang ngira-ngira, yang fakta dan yang mengarang bebas, dan seterusnya.  Dalam demokrasi, mayoritas harus menang.  Sebodoh apa pun mayoritas itu.

Baiklah, kita kesampingkan dahulu perdebatan apakah memang seorang masinis bisa membelokkan keretanya begitu saja tanpa bantuan pergeseran bagian apa pun dari rel tersebut.  Anggaplah hal itu memang dimungkinkan.

Tinggalkanlah demokrasi yang memang dibenci setengah mati itu, dan mari bertanya sejenak pada alternatif yang hendak diajukan sebagai lawan dari demokrasi itu.  Sebutlah ia syari’atIslam.  Anggaplah Anda menjadi sang masinis, dan asumsikanlah bahwa Anda bisa membelokkannya di percabangan jalur tersebut.  Bagaimanakah Anda harus menyikapi masalah di depan mata Anda, dari kaca mata syari’at Islam?

Dari sekian banyak orang yang menerima pertanyaan seperti ini, ternyata jawabannya hanya dua: diam seribu bahasa, atau memilih untuk banting stir, sebagaimana masinis dalam komik tersebut.  Mereka yang memilih untuk banting stir pun ternyata menggunakan alasan yang sama persis seperti dalam cerita, yaitu karena ingin menghindari korban yang lebih banyak.  Ada pula yang menambahkan suatu pertimbangan, yaitu bahwa jika kereta dibelokkan ke jalur pertama, diharapkan kedua anak di jalur itu sempat melompat ke sisi-sisi rel agar selamat.  Adapun di jalur kedua, karena jumlah anaknya lebih banyak, maka lebih sulit bagi mereka untuk menghindar.  Bayangkan saja enam orang anak lompat bersamaan tanpa diatur mesti loncat ke arah mana.  Jalur pertama memberikan kemungkinan yang lebih baik daripada jalur kedua, baik dari ‘kaca mata demokrasi’ atau ‘kacamata syari’at’.  Di sisi lain, ada yang malah melontarkan celaan kepada sang pembuat cerita, karena menurutnya cerita itu sama sekali tidak simpatik.  Dengan mengambil contoh anak-anak, apakah sang penulis cerita hendak mengatakan bahwa enam orang anak yang bermain di jalur yang masih aktif tersebut pantas untuk mati terbunuh?  Kalau kita tarik pada kasus-kasus lain, boleh pula kita mempertanyakan, pantaskah kita mengatakan bahwa anak-anak yang kabur dari rumah itu pantas dibiarkan hidup menggelandang, karena salah mereka sendiri?  Pantaskah kita mengatakan bahwa anak-anak yang terlibat tawuran itu pantasnya mati saja, karena salah mereka sendiri?  Adapun dari pihak yang hanya diam seribu bahasa tadi, maka diamnya itu adalah jawabannya.

Kita tidak perlu memperpanjang perdebatan tentang demokrasi ini, namun perlu memperhatikan sebuah gejala yang merebak di antara sebagian saudara kita, yaitu sikap ‘mudah menyalahkan demokrasi’.  Setiap masalah muncul, yang bersalah selalu demokrasi.  Jika ada yang tak beres di negara ini, yang salah adalah demokrasi.  Jika pegawai kelurahan lambat, itu karena demokrasi.  Jika urusan memperpanjang KTP jadi ribet, itu salah demokrasi.  Jika kemiskinan merebak, itu salah demokrasi.  Jika ada yang korupsi, itu karena demokrasi.  Jika syari’at Islam ditolak melulu, itu salah demokrasi.  Jika sampah dibuang tidak pada tempatnya, jangan-jangan juga karena demokrasi.

Seperti analogi kereta tadi, banyak yang menolak demokrasi namun gagal mengajukan alternatif yang lebih baik darinya.  Parahnya lagi, kegagalan dirinya hendak ditutupi atau dilimpahkan kepada demokrasi.  Ini adalah gejala yang sangat memprihatinkan, karena menunjukkan bahwa tradisi ilmiah umat Islam telah begitu terpuruknya sehingga yang dicari hanya pelarian dan kambing hitam.

Dalam hal ini, perlu kita mendengarkan argumen yang diajukan oleh ust. Adian Husaini.  Menurut beliau, tanpa perlu membenarkan seluruh konsep demokrasi yang dianut oleh masyarakat Barat, pada kenyataannya tidak semua keterpurukan umat Islam terjadi karena demokrasi.  Justru keterpurukan itu diawali pada masa-masa di mana belum ada demokrasi di negeri-negeri Islam.  Jika kita ingin menganalisis keterpurukan kita pada masa kini, maka kita seharusnya juga menelitinya secara makro sebelum menarik kesimpulan besar bahwa sumber permasalahannya adalah demokrasi.

Dalam iklim demokrasi saat ini, umat Islam nyaris tidak dilarang untuk melakukan apa pun.  Mau mendirikan bank syariah diperbolehkan, jual-beli dinar dan dirham pun silakan.  Mau bikin TK Islam, SD Islam, SMP Islam, SMA Islam, pesantren, madrasah, atau perguruan tinggi Islam pun tidak dilarang.  Pakai jilbab tidak dilarang (walaupun ada saja oknum-oknum dan instansi-instansi ‘nakal’ yang melarangnya), pakai sorban dan jubah pun tidak dilarang.  Mau shalat tidak sulit, karena di mana-mana ada Masjid dan Mushola.  Mau tilawah di rumah, di masjid, di kereta pun tak masalah.  Mau membuat majalah, surat kabar, stasiun radio, stasiun televisi, lembaga amil zakat, ormas, parpol, tidak ada yang melarang.

Dengan kesempatan yang terbuka lebar seperti itu, apa masalah yang kita hadapi dalam dakwah?  Ternyata masalahnya ada dalam diri kita sendiri.  Kita boleh membuat rumah sakit Islam, tapi salah siapa kalau rumah sakit Islam kalah lengkap peralatannya dan kalah bagus pelayanannya dibanding rumah sakit Kristen?  Kita bisa mendirikan sekolah-sekolah Islam, tapi salah siapa kalau sekolah-sekolah itu kalah bersaing dengan sekolah-sekolah negeri?  Kita boleh membuat majalah dan surat kabar, tapi bagaimana kalau oplahnya jauh di bawah media-media massa sekuler?  Umat Islam sudah punya stasiun-stasiun radio dan boleh mengusahakan stasiun televisi, tapi siapa yang salah kalau pengelolaannya kurang profesional?  Orang boleh mengutuk sejuta topan badai karena film bermuatan pluralisme terus-menerus bermunculan, padahal umat Islam punya kesempatan seluas-luasnya untuk membuat film bermuatan Islam.

Janganlah memelihara mentalitas orang kalah yang hanya bisa menyalahkan keadaan tanpa pernah menaklukkan keadaan.  Masih banyak yang perlu dibenahi di tubuh umat Islam, tanpa harus buru-buru menyalahkan sistem.  Bolehlah berkhayal bahwa pemerintahan sekuler akan ambruk tanpa sebab yang jelas, kemudian hak memerintah diberikan kepada umat Islam, dengan para da’i sebagai kekuatan utamanya.  Apakah umat Islam – khususnya para da’i – sudah mengerti cara mengelola sistem perbankan di seluruh negeri, atau membangun kurikulum yang sesuai untuk sekolah-sekolah di seluruh pelosok Indonesia, atau membuat sebuah sistem jaminan sosial untuk seluruh anak negeri, atau mendistribusikan pelayanan kesehatan secara merata, dan setumpuk permasalahan lainnya?  Apakah kita sudah mampu menjawab tantangan-tantangan 'mikro' tersebut?

wassalaamu’alaikum wr. wb.



sumber: akmal

Monday, May 23, 2011

Tahap-tahap Pembentukan Hujan dalam Alquran

Oleh Harun Yahya

Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاء كَيْفَ يَشَاء وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)


Gambar di atas memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah tahap pertama dalam proses pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang baru saja terbentuk akan melayang di udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam Al Qur'an.
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاء مِن جِبَالٍ فِيهَا مِن بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاء وَيَصْرِفُهُ عَن مَّن يَشَاء يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)



Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.

TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.

TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih.

Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu. (miracles of the quran)


sumber: eramuslim.com

Sunday, April 17, 2011

Sains Dalam Dunia Tafsir Al-Quran

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Quran) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya“. (Q.S. Al-Furqan/25 : 1-2)

Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia, memiliki banyak barakah, kebaikan yang amat melimpah. Sehingga keberkahan tersebut memberikan ruang bagi para ilmuwan dan para peneliti baik Muslim maupun non Muslim khususnya bagi mereka yang memiliki spesialisasi dalam bidang sains dan teknologi untuk bisa mengungkap semua hasil riset dan eksperimen mereka.
Sebelum para ilmuwan dan para peneliti di seluruh dunia mengungkap dan menemukan suatu teori dan disiplin ilmu, Al-Quran dan tentunya Sunnah Rasulullah SAW sejak 14 abad lalu terlebih dahulu telah memberikan isyarat dan mengungkap berbagai penemuan tersebut.
Hal ini seharusnya dapat membuat para ilmuwan dan para peneliti, jika dia seorang Muslim maka akan bertambah keyakinan akan kebenaran Al-Quran. Jika di non Muslim, peluang masuk surga masih terbuka dengan menjadi seorang Muslim.
Allah SWT memberikan telah jawaban kepada orang-orang yang mengingkari akan kebenaran Al-Quran ini dengan firman-Nya :

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa dia (Al Quran) itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”. (Q.S. fushshilat/ : 53)

Ibnu katsir berkata : “Allah SWT akan perlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya akan kebenaran Al-Quran yang diturunkan dari sisi-Nya kepada Rasulullah SAW dengan berbagai bukti di belahan bumi ini dan juga apa yang terdapat pada diri mereka”.

Al-Quran Berbicara Masalah Sains
Bila kita sering membaca Al-Quran dan mampu memahami ayat-ayat yang kita baca plus dengan tafsirnya, tentunya akan kita dapati bahwa Al-Quran banyak membahas berbagai hal dalam kehidupan kita ini.
Al-Quran sebagai kitab hidayah (petunjuk) dalam kehidupan ini juga membahas masalah sains secara detil, diantaranya tentang proses penciptaan manusia tahap demi tahap. Sebelum para Ilmuwan menemukan teori proses pertumbuhan janin di rahim seorang ibu, Al-Quran sejak 14 abad lalu  telah mengungkap secara jelas.
Al-Quran menjelaskan bagaimana pertumbuhan Janin tersebut mulai dari nuthfah (air mani), ‘Alaqah (segumpal darah), Mudhghah (segumpal daging), ‘izham (tulang), Lahm (daging) hingga lahir seorang bayi ke dunia.
Perhatikan firman Allah SWT :

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka  sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian  kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan  di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya”. (Q.S. Al-Hajj/ 22 : 5)
Ayat ini menjelaskan tentang bukti akan keraguan orang-orang kafir  terhadap hari kiamat atau hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur mereka.
“Jika kalian ragu dengan dikembalikannya kalian (dari alam kubur), maka perhatikan awal mula peciptaan kalian, yaitu peciptaan ayah kalian Adam, agar hilang dan batal semua keraguan pada diri kalian”.
 
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati  dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani  dalam tempat yang kokoh. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk  yang  lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”. (Q.S. Al-Mukminun/ : 12-14)

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian  supaya kamu sampai kepada masa , kemudian  sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu.  supaya  kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami”. (Q.S. Ghafir/ : 67)

Demikian semoga materi yang singkat ini dapat memberikan tambahan ilmu dan keyakinan kita akan kebenaran Al-Quranul Karim. Kajian yang lebih komprehensif tentang hal ini dan kontribusi Umat Islam khususnya para ilmuwan dan pakar dari berbagai bidang keilmuan amat diperlukan untuk mendakwahkan kebenaran Al-Qur'an di zaman yang serba modern ini.
Sebagai penutup mari renungi firman Allah SWT yang cukup akrab di telinga kita :
 
“Bacalah dengan  nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar  dengan perantaran qalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al-‘Alaq/ 96 : 1-5)

Wallahu ‘alam bishshawab


sumber: taufik hamim

Sunday, April 10, 2011

Ketika Orang Arab Salah Berbahasa Arab


Judul di atas bukan untuk merendahkan siapan pun. Judul itu dibuat hanya sebagai motivasi bagi siapa pun, orang Arab ataupun non-Arab, khususnya bagi mereka yang selama ini menghadapi kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab.
Salah dalam menggunakan bahasa Arab merupakan hal biasa. Yang penting, kita harus memiliki azam kuat untuk terus belajar. Tapi mengapa ada orang Arab salah dalam berbahasa Arab? Karena, seseorang tidak dilahirkan dengan memiliki ilmu pengetahuan, melainkan dia harus belajar terlebih dahulu.
Jadi, siapa pun orangnya, apakah dia orang Arab atau bukan, kalau mau belajar bahasa Arab dengan sungguh-sungguh, pasti Allah SWT akan memberinya banyak kemudahan.

Salah Tulis Surat
Suatu hari, seorang juru tulis Abu Musa Al-Asy’ari menuliskan surat darinya kepada Umar ibnul Khattab r.a.:
مِنْ أَبُوْ مُوْسَى اْلأَشْعَرِي
min Abu Musa Al-Asy’ari….

Umar membalas surat itu kepada Abu Musa Al-Asy’ari yang isinya agar Abu Musa mecambuk sang juru tulis karena kesalahannya dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Arab tersebut. Kalimat yang benar dalam kaidah Bahasa Arab adalah:
مِنْ أَبِيْ مُوْسَى اْلأَشْعَرِي
min Abi Musa, bukan min Abu Musa.
Kata “Abi”, majrur pakai ya’ karena didahului huruf jarr  “min”.

Umar Marah
Dalam kesempatan lain, Umar ibnul Khattab r.a. pernah melawati sekelompok orang yang sedang belajar memanah. Umar tidak memperlihatkan kekagumannya dengan cara memanah mereka, lalu Umar pun menegur mereka. Meraka pun menjawab :
"إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّمِيْنَ".
Inna Qoumun muta’allimin.

Mendengar kalimat tersebut, Umar pun sadar dan prihatin atas kesalahan kalimat
Mengapa demikian? Karena, kalimat yang benar dalam Bahasa Arab
"إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّمُوْنَ".
Kata “muta’allimun” marfu’ pakai wawu karena berkedudukan sebagi sifat ‘khabar marfu’, yaitu kata ‘Qaum’.
Lalu Umar berkata: “Demi Allah, kesalahan kalian dalam bertutur kata, bagiku lebih berbahaya dari pada kesalahan kalian dalam mengarahkan anak panah”.

Pernikahan Silang Arab dan Non-Arab
Pada masa khilafah Bani Umayah, dakwah Islam tersebar secara lebih luas dan bercampurnya orang Arab dan non-Arab, juga terjadinya pernikahan silang antara orang Arab dan non-Arab. Mulai saat itulah terjadi banyak kesalahan dalam pengucapan bahasa Arab. Akibatnya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkata: “Banyaknya orang yang berbicara di atas mimbar dan terjadinya kesalahan (dalam berbahasa Arab) membuat rambutku lebih cepat memutih”.

Kisah Putri Abul Aswad Al-Du’ali
Bagi Anda yang sedang atau pernah belajar bahasa Arab dan sering mengalami kesalahan dalam pengucapan bahasa Arab, jangan sampai merasa pesimis apalagi putusasa dalam mempelajari bahasa Al-Quran ini. Ingat, orang Arab saja banyak yang salah berbahasa Arab! Jadi, wajar kalau pada awal-awal kita belajar kita sering salah dalam menyusun kalimat yang benar.
Coba kita simak bersama kisah putri seorang peletak pertama ilmu Nahwu, salah seorang tabi’in, bernama Abul Aswad Al-Du’aliy. Ia pula yang memulai pengharakatan Al-Quran. Dalam suatu riwayat disebutkan, Ali bin Abi Thalib yang memerintahkan pengharakatan itu. Dalam riwayat lain, Umar ibnul Khattab yang memerintahkannya.
Pada suatu malam, langit terlihat begitu indah dengan cahaya jutaan bintang yang menyinari bumi. Sang putri dalam kisah ini ingin mengungkapkan ketakjubannya. Dia berkata:
ما أحسنُ السماء
Huruf nun berharakat dhammah (marfu’) yang artinya: “Langit, apanya yang paling indah?” .

Maka ayahnya menjawab: “Wahai putriku, langit yang terindah adalah bintang-bintangnya”. Sang putri pun berkata: ”Aku tidak ingin bertanya mana yang paling indah, akan tetapi aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku”.
Sang ayah pun akhirnya berkata: ”Kalau demikian maka katakanlah 
ما أحسنَ السماء
Huruf nun berharakat fathah (manshub) yang artinya “Alangkah indahnya langit ini!”

Bahasa Ibu
Bagi umat Islam, seharusnya bahasa Arab dijadikan bahasa Ibu, sekaligus bahasa nasional dan internasional yang dapat digunakan di mana saja, di mana pun kita bertemu Saudara seseiman dan seakidah.
Seharusnya kita dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab, bahasa Rasulullah SAW. Bahasa Arab itu mudah dan perlu dipelajari.
Untuk memahami literatur Islam yang asli, yang tentunya semua berbahasa Arab, maka tidak ada cara lain, kecuali harus memahami bahasa Arab secara baik. Sungguh jauh perbedaan antara orang yang paham bahasa Arab dengan yang tidak. Banyak karya dan peninggalan para ulama kita yang sampai saat ini belum diterjemahkan karena tebal dan berjilid-jilid. Semua karya mereka ini hanya dapat diakses dan dinikmati oleh mereka yang paham bahasa Arab dengan baik.
Jadi, seperti orang yang ingin menaiki satu lantai di atasnya, maka dia harus melalui tangga atau lift. Maka, keberadaan tangga atau lift tersebut wajib. Demikian pula halnya dengan bahasa Arab. Ia adalah sarana dan alat dalam memahami Al-Quran dan Al-Sunnah, serta kitab-kitab dan karya-karya para ulama yang berbahasa Arab itu. Suatu kewajiban akan sempurna bila mana ada sarana penopangnya, maka sarana penopang tersebut keberadaanya menjadi wajib.
Nah, sekarang mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: Sudah sejauh mana pemahaman bahasa Arab kita? Apakah tidak ada waktu untuk mempelajari dan memperdalamnya? Sibuk berdakwah, mengurusi ini dan itu?
Semoga Allah SWT yang Mahaadil memudahkan kita yang mau bersungguh-sungguh dan mau meluangkan waktu khusus dalam mempelajari bahasa Arab, bahasa Kitab Suci-Nya. Amin!
“Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. Al-Ankabut/29 : 69).*



sumber: Taufik Hamim

Categories

2012 (1) adab (6) akhwat (6) al qur'an (7) Al-Ghazali (2) alqur'an (3) amal-amal mulia (1) astronomi (2) bercanda (2) bermuda (1) binteng (1) cahaya (3) cantik (5) cinta (3) claudius (1) cosmis (1) dewasa (2) diponegoro (1) fachchar (1) film (1) fisika (4) formosa (1) hati (3) hidup (2) hijab (1) hukum (1) iblis (1) ilmu (2) jawa (1) jilbab (3) jin (1) kecepatan (1) kesehatan (3) ketua (1) kiamat (2) kristologi (2) lailatul qadar (1) liberalisme (3) Madinah (2) makkah (1) manfaat puasa (1) manusia (4) maulud (1) merokok (1) MUI (2) muslim (4) muslimah (6) nabi (3) nasa (1) newton (1) nikah (2) nikmat (1) pacaran (6) pahlawan (1) pengetahuan (13) perempuan (3) planet (1) proteinasi (1) ramadhan (1) RIMA (1) Rosulullah (5) sabar (5) sahur (1) sambutan (1) sejarah (8) sekolah (4) sepakbola (1) sholat (3) suku maya (1) sumur setan (1) syukur (2) tafsir (1) tahun baru (1) Thien (1) valentine (2) waktu (2) wanita (7) zina (5) फित्नाह (1)