RSS

Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)

STRUKTUR ORGANISASI RIMA 2009 - 2012




Pelindung


Bp. Didik Indratmoyo

Penasehat


Bp. H. Rusyadi

Pembina


  1. Bp. Hadi Soimun
  2. Bp. Drs. H. Zazinto
  3. M. Ridwan


Ketua


Afief Kurnia Rachman

Wakil ketua


Fissilmi Gunawati

Sekretaris


  1. Risa Puji Astuti
  2. Henny Issnawaty
  3. M. Fatkhur Rizki


Bendahara


  1. Anita Kristiana
  2. Onny Setyaningsih
  3. Hartono


SEKSI-SEKSI



Dakwah dan PHBI


  1. Dani Setiawan
  2. Alim Wisnu Kurniawan
  3. Romdhoni
  4. Muntoha


Perlengkapan dan Perawatan


  1. Syaiful Mufid
  2. M. Amar Ma’ruf Fauzi
  3. Elvin
  4. Mellisa


Kolektor Listrik


Heri Krismanto

Kesenian dan Mading


  1. Candra Tri Yulianto
  2. Monik Setyorini
  3. Nur Izzati
  4. Maya Aprilia


Sosial


  1. Okki Sulistiawan
  2. Nasta’in
  3. M. Setya Roji’in
  4. Fuad Adhi Sasmito


Kebersihan


  1. Erlin
  2. Dewi Lestariyah
  3. Firawati
  4. Farida


Olahraga


  1. Galuh Adi Prakoso
  2. Syukron Ma’mun
  3. Hima Adhitama
  4. Hariyadi


Humas


  1. Jarwadi
  2. Didik Cahyadi
  3. Hendi Probo Jati


Keamanan


  1. Winarno
  2. As’ari
  3. Mahbub
  4. Mahmud


Tuesday, December 29, 2009

Tahun Baru Masehi: Sejarah Kelam Penghapusan Jejak Islam

Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2009 akan segera berganti, dan tahun 2010 akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja, karena tahun baru Hijriyah telah terjadi satu pekan yang lalu. Bagi kita orang Islam, ada apa dengan tahun baru Masehi?

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru

Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu

Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun.

sumber: ERAMUSLIM

Friday, December 25, 2009

Cara Menghitung Waktu Shalat

Untuk menentukan waktu lima shalat wajib untuk suatu tempat dan tanggal tertentu, ada beberapa parameter yang mesti diketahui :

1. Koordinat lintang tempat tersebut (L). Daerah yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa (ekuator) memiliki lintang positif. Yang disebelah selatan, lintangnya negatif. Misalnya Fukuoka (Japan) memiliki lintang 33:35 derajat lintang utara (LU). Maka L = 33 + 35/60 = 33,5833 derajat. Jakarta memiliki koordinat lintang 6:10:0 derajat LS (6 derajat 10 menit busur lintang selatan). Maka L = minus (6 + 10/60) = -6,1667 derajat.

2. Koordinat bujur tempat tersebut (B) .Daerah yang terletak di sebelah timur Greenwich memiliki bujur positif. Misalnya Jakarta memiliki koordinat bujur 106:51:0 derajat Bujur Timur. Maka B = 106 + 51/60 = 106,85 derajat. Sedangkan disebelah barat Greenwich memiliki bujur negatif. Misalnya Los Angeles memiliki koordinat bujur 118:28 derajat Bujur Barat. Maka B = minus (118 + 28/60) = -118,4667 derajat.

3. Zona waktu tempat tersebut (Z). Daerah yang terletak di sebelah timur Greenwich memiliki Z positif. Misalnya zona waktu Jakarta adalah UT +7 (seringkali disebut GMT +7), maka Z = 7. Sedangkan di sebelah barat Greenwich memiliki Z negatif. Misalnya, Los Angeles memiliki Z = -8.

4. Ketinggian lokasi dari permukaan laut (H). Ketinggian lokasi dari permukaan laut (H) menentukan waktu kapan terbit dan terbenamnya matahari. Tempat yang berada tinggi di atas permukaan laut akan lebih awal menyaksikan matahari terbit serta lebih akhir melihat matahari terbenam, dibandingkan dengan tempat yang lebih rendah. Satuan H adalah meter.

5. Tanggal (D), Bulan (M) dan Tahun (Y) kalender Gregorian. Tanggal (D), bulan (M) dan tahun (Y) tentu saja menjadi parameter, karena kita ingin menentukan waktu shalat pada tanggal tersebut. Dari tanggal, bulan dan tahun tersebut selanjutnya dihitung nilai Julian Day (JD). Silakan lihat penjelasan detil tentang Julian Day pada tulisan sebelumnya tentang KALENDER JULIAN, KALENDER GREGORIAN dan JULIAN DAY. Namun ada baiknya untuk dituliskan kembali tentang rumus menghitung Julian Day. Saat ini karena Kalender Masehi yang digunakan adalah kalender Gregorian, maka rumus Julian Day adalah

JD = 1720994,5 + INT(365,25*Y) + INT(30,6001(M + 1)) + B + D.

Disini INT = lambang untuk nilai integer. Jika M > 2, maka M dan Y tidak berubah. Jika M = 1 atau 2, maka M ditambah 12 sedangkan Y dikurangi 1. Nilai B = 2 + INT(A/4) - A dimana A = INT(Y/100). Nilai JD di atas berlaku untuk pukul 12.00 UT atau saat tengah hari di Greenwich. Adapun JD untuk pukul 12.00 waktu lokal, maka JD pukul 12.00 UT waktu Greenwich tersebut harus dikurangi dengan Z/24 dimana Z adalah zona waktu lokal tersebut.

Dari nilai JD tersebut, dihitung sudut tanggal T dengan rumus

T = 2*PI*(JD - 2451545)/365,25.

Disini PI adalah konstanta yang bernilai 3,14159265359. Sementara itu 2451545 adalah Julian Day untuk tanggal 1 Januari 2000 pukul 12.00 UT. Angka 365,25 adalah banyaknya hari rata-rata dalam setahun. Jadi T menunjukkan sudut tanggal dalam setahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2000 pukul 12.00 UT.

6. Sudut Deklinasi matahari (Delta). Dari sudut tanggal T di atas, deklinasi matahari (Delta) untuk satu tanggal tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

Delta = 0,37877 + 23,264*SIN(57,297*T - 79,547) + 0,3812*SIN(2*57,297*T - 82,682) + 0,17132*SIN(3*57,297*T - 59,722)

Angka yang terletak di dalam kurung bersatuan derajat. Deklinasi juga bersatuan derajat.

7. Equation of Time (ET). Equation of Time untuk satu tanggal tertentu dapat dihitung sebagai berikut. Pertama kali perlu dihitung dahulu Bujur rata-rata matahari L0 yang dirumuskan

L0 = 280,46607 + 36000,7698*U

dimana U = (JD - 2451545)/36525. L0 bersatuan derajat. Selanjutnya Equation of Time dapat dirumuskan sebagai

1000*ET = -(1789 + 237*U)*SIN(L0) - (7146 - 62*U)*COS(L0) + (9934 - 14*U)*SIN(2*L0) - (29 + 5*U)*COS(2*L0) + (74 + 10*U)*SIN(3*L0) + (320 - 4*U)*COS(3*L0) - 212*SIN(4*L0)

Ruas kiri persamaan di atas masih bernilai 1000 kali ET. Dengan demikian hasilnya harus dibagi 1000 untuk mendapatkan ET. Satuan ET adalah menit.

8. Altitude matahari waktu Shubuh dan Isya. Shubuh saat fajar menyingsing pagi disebut dawn astronomical twilight yaitu ketika langit tidak lagi gelap dimana atmosfer bumi mampu membiaskan cahaya matahari dari bawah ufuk. Sementara Isya' disebut dusk astronomical twilight ketika langit tampak gelap karena cahaya matahari di bawah ufuk tidak dapat lagi dibiaskan oleh atmosfer. Dalam referensi standar astronomi, sudut altitude untuk astronomical twilight adalah 18 derajat di bawah ufuk, atau sama dengan minus 18 derajat. Ada dua jenis twilight yang lain, yaitu civil twilight dan nautical twilight masing-masing sebesar 6 dan 12 derajat di bawah ufuk.

Namun demikian ada beberapa pendapat mengenai sudut altitude matahari di bawah ufuk saat Shubuh dan Isya'. Diantaranya berkisar antara 15 hingga 20 derajat. Dengan demikian, perbedaan sudut yang digunakan akan menyebabkan perbedaan kapan datangnya waktu Shubuh dan Isya'.

9. Tetapan panjang bayangan Ashar Disini ada dua pendapat. Pendapat madzhab Syafi'i menyatakan panjang bayangan benda saat Ashar = tinggi benda + panjang bayangan saat Zhuhur. Sementara pendapat madzhab Hanafi menyatakan panjang bayangan benda saat Ashar = dua kali tinggi benda + panjang bayangan saat Zhuhur.

RUMUS WAKTU SHALAT

Rumus untuk menentukan waktu shalat dan terbit matahari adalah sebagai berikut.

* Zhuhur = 12 + Z - B/15 - ET/60
* Ashar = Zhuhur + (Hour Angle Ashar)/15
* Maghrib = Zhuhur + (Hour Angle Maghrib)/15
* Isya' = Zhuhur + (Hour Angle Isya')/15
* Shubuh = Zhuhur - (Hour Angle Shubuh)/15
* Terbit Matahari = Zhuhur - (Hour Angle Terbit Matahari)/15

Dari rumus di atas, nampak bahwa waktu shalat bergantung pada Hour Angle. Rumus Hour Angle (HA) adalah

COS(HA) = [SIN(Altitude) - SIN(Lintang)*SIN(Delta)]/[COS(Lintang)*COS(Delta)]

sehingga

Hour Angle = ACOS(COS(HA)).

Rumus Hour Angle dii atas bergantung pada Altitude. Altitude matahari atau sudut ketinggian matahari dari ufuk inilah yang berbeda nilainya untuk setiap waktu shalat.

* Untuk Ashar, Altitudenya = ARCCOT(KA + TAN(ABS(Delta - Lintang))), dimana KA = 1 untuk Syafi'i dan 2 untuk Hanafi. Lambang ABS menunjukkan nilai absolut atau nilai mutlak. Misalnya, ABS(-2) = ABS(2) = 2.
* Untuk Maghrib, Altitude = 0,8333 - 0,0347*SQRT(H) dimana SQRT menunjukkan lambang akar pangkat dua, dan H = ketinggian di atas permukaan laut.
* Untuk Isya', Altitude = minus(Sudut Isya'). Jika sudut Isya' diambil 18 derajat, maka Altitude Isya' = -18 derajat.
* Untuk Shubuh, Altitude = minus(Sudut Shubuh).
* Untuk Terbit Matahari, Altitudenya sama dengan Altitude untuk Maghrib.

CONTOH: Tentukan waktu-waktu shalat pada tanggal 12 Juni 2009 di Jakarta (L = -6,166667 derajat, B = 106,85 derajat, Z = 7, H = 50 meter). Sudut Subuh = 20 derajat. Sudut Isya' = 18 derajat. Ashar menggunakan madzhab Syafi'i (KA = 1).

Jawab:

* Pertama kali, tentukan dahulu Julian Day untuk 12 Juni 2009 pukul 12 UT. Dari tanggal tersebut diperoleh nilai D = 12, M = 6, Y = 2009, A = 20 dan B = -13. Dapat dihitung nilai JD = 2454995,0.
* Selanjutnya untuk tanggal 12 Juni 2009 pukul 12 WIB (waktu lokal di Jakarta), JD = 2454995,0 EZ/24 = 2454995,0 E7/24 = 2454994,708.
* Sudut Tanggal T = 2*PI*(2454994,708 - 2451545)/365,25 = 59,34334487 radian.
* Deklinasi Matahari atau Delta = 23,16099835 derajat
* Sementara itu U = (2454994,708 - 2451545)/36525 = 0,094447867.
* Bujur rata-rata matahari L0 = 3680.66198 derajat = 80,66198 derajat.
* Untuk Equation of Time, akhirnya dapat dihitung 1000*ET = 175 menit sehingga ET = 0,175 menit.

Dari data-data perhitungan di atas, kini waktu shalat dapat dihitung.

Waktu Zhuhur adalah 12 + Z - B/15 - ET/60 = 12 + 7 - 106,85/15 - 0,175/60 = pukul 11,87375 WIB. Jika nilai ini dikonversi ke jam-menit-detik, diperoleh pukul 11:52:26 WIB.

Waktu Ashar (madzhab Syafii).

* Altitude Ashar adalah ARCCOT(1 + TAN(ABS(23,16099835 - (-6,166667)))) = 32,63075274 derajat.
* COS(Hour Angle Ashar) = [SIN(32,63075274) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = 0,636127253.
* Hour Angle Ashar = ACOS(0,636127253) = 50,496359 derajat.
* Jadi Waktu Ashar = Zhuhur + (Hour Angle Ashar)/15 = 11,87375 + 50,496359/15 = pukul 15,24017 sama dengan pukul 15:14:25 WIB.

Waktu Maghrib.

* COS(Hour Angle Maghrib) = [SIN(-0,833 - 0,0347*SQRT(50)) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = 0,025627029.
* Hour Angle Maghrib = ACOS(0,025627029) = 88,53151863 derajat.
* Waktu Maghrib = Zhuhur + (Hour Angle Maghrib)/15 = 11,87375 + 88,53151863/15 = pukul 17,77585 sama dengan pukul 17:46:33 WIB.

Waktu Isya'.

* COS(Hour Angle Isya') = [SIN(-18) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = -0,291840581.
* Hour Angle Isya' = ACOS(-0,291840581) = 106,9681811 derajat.
* Waktu Isya' = Zhuhur + (Hour Angle Isya')/15 = 11,87375 + 106,9681811/15 = pukul 19,00496 sama dengan pukul 19:00:18 WIB.

Waktu Shubuh.

* COS(Hour Angle Shubuh) = [SIN(-20) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = -0,327945769.
* Hour Angle Shubuh = ACOS(-0,327945769) = 109,441394 derajat.
* Waktu Shubuh = Zhuhur - (Hour Angle Shubuh)/15 = 11,87375 - 109,1441394/15 = pukul 4,59748 sama dengan pukul 4:35:51 WIB.

Waktu Terbit Matahari.

* COS(Hour Angle Terbit Matahari) = [SIN(-0,833 - 0,0347*SQRT(50)) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = 0,025627029.
* Hour Angle Terbit Matahari = ACOS(0,025627029) = 88,53151863 derajat.
* Waktu Terbit Matahari = Zhuhur - (Hour Angle Terbit Matahari)/15 = 11,87375 - 88,53151863/15 = pukul 5,97165 sama dengan pukul 5:58:18 WIB.

Sebagai rangkuman, jadwal waktu shalat di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2009 dengan data pendukung seperti tertera pada soal di atas adalah sebagai berikut.

* Shubuh pukul 4:35:51 WIB.
* Terbit Matahari pukul 5:58:18 WIB.
* Zhuhur pukul 11:52:26 WIB.
* Ashar pukul 15:14:25 WIB.
* Maghrib 17:46:33 WIB.
* Isya' pukul 19:00:18 WIB.

Berikut ini beberapa catatan tambahan untuk melengkapi pemahaman tentang cara penghitungan waktu shalat.

Pertama, rumus di atas sudah akurat untuk menentukan waktu shalat. Sebagai pembanding, penulis menjadikan software Accurate Times karya Mohamad Odeh sebagai patokan. Software tersebut menggunakan algoritma VSOP87 untuk pergerakan matahari dan algoritma ELP2000 untuk pergerakan bulan. Kedua algoritma tersebut adalah algoritma terakurat untuk menentukan pergerakan kedua benda langit tersebut. Menurut Accurate Times, untuk kasus yang sama seperti di atas, waktu shalat di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2009 berturut-turut adalah Shubuh (4:35:56), Terbit Matahari (5:58:13), Zhuhur (11:52:24), Ashar (15:14:32), Maghrib (17:46:35) dan Isya' (19:00:21). Jika hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan Accurate Times, perbedaannya berkisar antara 2 hingga 7 detik. Ini sudah cukup akurat.

Kedua, bagi penulis secara pribadi, nilai perbedaan beberapa detik di atas masih bisa diperkecil lagi, dengan memperhatikan sejumlah catatan. Hasil perhitungan di atas menggunakan nilai Deklinasi Matahari dan Equation of Time yang sama untuk semua waktu shalat, yaitu nilai pada pukul 12.00 waktu lokal. Padahal, nilai deklinasi matahari maupun equation of time selalu berubah setiap saat, meskipun cukup kecil perubahannya dalam rentang satu hari. Sebagai contoh pada kasus di atas, Deklinasi Matahari pada waktu Shubuh dan Isya' berturut-turut adalah 23,14178926 (atau 23:08:30) derajat dan 23,1792171 (atau 23:10:45) derajat. Perbedaannya adalah sekitar 2 menit busur.

Dengan demikian, rumus di atas masih dapat diperhalus atau dikoreksi lebih baik lagi, jika untuk setiap waktu shalat, nilai Deklinasi Matahari serta Equation of Time yang digunakan sesuai dengan nilainya saat waktu shalat tersebut.

Misalnya, untuk waktu shalat Isya', digunakan Deklinasi Matahari dan Equation of Time pada waktu shalat Isya' pula, bukan pada pukul 12.00 waktu lokal. Pertama kali tentukan dulu Perkiraan Hour Angle yang diperoleh dengan data Delta maupun Equation of Time saat pukul 12.00 waktu lokal. Dari Perkiraan Hour Angle ini dicari perkiraan waktu Isya'. Perkiraan waktu Isya' ini selanjutnya dikonversi ke Julian Day yang kemudian dapat dipakai untuk menghitung Delta dan Equation of Time. Begitu seterusnya diulangi satu hingga beberapa kali hingga diperoleh angka yang konvergen (tetap). Pada akhirnya rumusnya untuk waktu shalat Isya secara lengkap adalah

Waktu Shalat Isya' = 12 + Z - B/15 - (ET saat Isya')/60 + (Hour Angle Isya')/15

dimana COS(Hour Angle Isya') = [SIN(-1*Sudut Isya') - SIN(Lintang)*SIN(Delta saat Isya')] / [COS(Lintang)*COS(Delta saat Isya')].

Dengan sejumlah faktor koreksi, termasuk koreksi dari pembiasan atmosfer yang akan disajikan di bawah ini, waktu shalat menjadi lebih akurat lagi. Hasilnya adalah Shubuh (4:35:47), Terbit matahari (5:58:14), Zhuhur (11:52:25), Ashar (15:14:34), Maghrib (17:46:36) dan Isya' (19:00:22). Perbedaannya, dibandingkan dengan Accurate Times menjadi hanya antara 1-2 detik saja.

Koreksi yang lain juga dapat dilakukan pada penentuan waktu shalat Ashar. Akibat pembiasan sinar matahari oleh atmosfer bumi, altitude benda langit yang sebenarnya lebih rendah daripada altitude yang nampak. Saat waktu Ashar tiba, yang diamati adalah pusat matahari yang nampak, padahal pusat matahari yang sebenarnya sedikit lebih rendah. Yang kita hitung seharusnya adalah posisi matahari yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya, koreksi ini membuat waktu Ashar menjadi sedikit lebih lambat. Ini dapat dengan mudah dipahami karena matahari beranjak untuk turun sehingga dibutuhkan waktu agar altitudenya berkurang. Pembahasan lengkap mengenai faktor koreksi altitude benda langit oleh atmosfer Insya Allah dibahas pada kesempatan lain.

Ketiga, koreksi oleh atmosfer ini sudah digunakan pada penentuan waktu Maghrib dan terbit matahari. Pada kedua kejadian tersebut, altitude yang nampak adalah nol derajat. Namun dalam perhitungan, altitudenya bukan nol derajat tetapi -0,8333 derajat atau minus 50 menit busur. Angka ini bersumber dari dua hal. Pertama, sudut untuk jari-jari matahari secara rata-rata adalah 16 menit busur. Kedua, besarnya koreksi pembiasan atmosfer saat benda langit berada di ufuk (saat terbit atau terbenam) rata-rata sebesar 34 menit busur. Jika dijumlahkan keduanya menghasilkan 50 menit busur di bawah ufuk, atau altitudenya minus 50 menit busur. Angka ini sudah cukup akurat. Jika ingin lebih akurat lagi, dapat diperhitungkan faktor berubahnya sudut untuk jari-jari matahari, karena nilai ini bergantung pada jarak matahari ke bumi yang tidak selalu tetap. Jika matahari berjarak cukup jauh dari bumi, maka sudut untuk jari-jari matahari bernilai lebih kecil. Demikian juga besarnya koreksi pembiasan atmosfer yang juga bergantung pada suhu maupun tekanan udara. Namun demikian untuk keperluan praktis, altitude minus 0,8333 derajat sudah cukup memadai.

Keempat, pada rumus terbit matahari (sunrise) maupun waktu Maghrib (sunset), faktor ketinggian lokasi H di atas permukaan laut juga sudah diperhitungkan. Seseorang yang berada cukup tinggi di atas permukaan laut akan menyaksikan sunrise yang lebih awal serta sunset yang lebih telat, dibandingkan dengan orang yang berada di permukaan laut. Sebenarnya H bisa juga bernilai negatif, atau ketinggiannya lebih rendah daripada permukaan laut. Untuk kasus ini, suku -0,0347*SQRT(H) pada altitude sedikit berubah menjadi +0,0347*SQRT(-H), sehingga orang yang berada di daerah yang lebih rendah dari permukaan laut akan menyaksikan sunrise yang lebih telat serta sunset yang lebih awal. Namun karena rata-rata tempat yang dihuni manusia berada di atas permukaan laut, kasus terakhir ini tidak perlu dibahas secara detail.

Kelima, dengan beragamnya pendapat mengenai besarnya sudut Shubuh maupun Isya', karena itu tentu saja dimungkinkan terjadinya perbedaan waktu Shubuh dan Isya'. Pada soal di atas dengan sudut Shubuh 20 derajat (altitude = -20 derajat), waktu Shubuh adalah pukul 4:35:51 WIB. Sepengetahuan penulis, angka 20 derajat ini biasa yang digunakan di Indonesia. Jika dipakai sudut standar astronomical twilight 18 derajat, maka waktu Shubuh datang lebih lambat, yaitu pukul 4:44:33 WIB. Ternyata perbedaan 2 derajat berimplikasi pada perbedaan waktu sekitar 8 menit. Belum lagi, jika digunakan tambahan waktu untuk faktor kehati-hatian (ikhtiyath), mulai dari 1, 2, 3 menit dan seterusnya. Sudah banyak kajian fiqh maupun astronomis mengenai waktu Shubuh dan Isya', dan nampaknya belum memungkinkan untuk disajikan di artikel singkat ini.

Keenam, dari perumusan untuk Hour Angle

COS(HA) = [SIN(Altitude) - SIN(Lintang)*SIN(Delta)]/[COS(Lintang)*COS(Delta)]

maka sangat mungkin jika nilai COS(HA) lebih besar dari 1 atau lebih kecil dari -1. Padahal nilai COS berkisar antara -1 hingga 1. Jika demikian, Hour Angle tidak dapat ditentukan. Ini terjadi khususnya pada daerah lintang tinggi. Singkatnya, ada tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama, dalam penentuan waktu Shubuh dan Isya', nilai COS(HA) < -1. Akibatnya waktu Shubuh dan Isya' tidak dapat ditentukan menurut rumus di atas. Yang terjadi adalah, di waktu malam hari, bahkan pukul 12 malam, langit masih nampak terang walaupun tidak ada matahari. Suasana langit seperti halnya di tengah-tengah waktu Maghrib. Kemungkinan kedua, untuk kasus terbit dan terbenam matahari, COS(Hour Angle) < -1. Untuk kasus ini, matahari tidak pernah terbenam.

Matahari selalu berada di atas ufuk, sehingga dengan rumus biasa di atas, waktu Shubuh, terbit matahari, Maghrib dan Isya' tidak dapat ditentukan. Hanya waktu Zhuhur dan Ashar saja yang bisa diperoleh. Dalam hal ini, sebuah kejadian unik dapat terjadi, yaitu ketika pergantian hari pada pukul
00:00:00 atau pukul "12 malam", matahari tengah bersinar di atas ufuk.

Kemungkinan ketiga, untuk kasus terbit dan terbenam matahari, COS(Hour Angle) > 1. Dalam hal ini, matahari tidak pernah terbit karena selalu berada di bawah ufuk. Hanya waktu Shubuh dan Isya' saja yang dapat ditentukan dengan rumus di atas. Selama 24 jam, hanya ada dua keadaan langit. Antara waktu Shubuh dan Isya', langit tidak begitu gelap, layaknya waktu Maghrib. Sebaliknya, antara waktu Isya' dan Shubuh, langit gelap.

Bersamaan dengan tulisan ini, penulis melampirkan file Microsoft Excel yang berisi rumus waktu shalat di atas, baik untuk versi simpel, maupun dengan tambahan beberapa koreksi. Dalam file tersebut rumus-rumus dapat diikuti prosesnya. Bagi yang tertarik, silakan mendownload di sini

Semoga bermanfaat bagi ummat.

DR. Rinto Anugraha (Dosen Fisika UGM)

Email rinto74 (at) yahoo (dot) com

Referensi:

* Jean Meeus, Astronomical Algorithm, Willmann-Bell, Virginia, (1991).
* D.W. Hughes, B.D. Yallop, C.Y. Hohenkerk, The Equation of Time, Mon. Not. R. astr. Soc, 238, 1529 (1989).
* Niweateh Hajewaming, Astronomical Calculation of Islamic Times and Qiblat Direction.
* Muhammad Ilyas, Astronomy of Islamic Times for the Twenty- first Century.
* Mohamad Odeh, Accurate Times.

sumber: ERAMUSLIM

Tuesday, December 15, 2009

Ketika Wanita Menggoda

Allah ta'ala telah menganugerahkan kepada kaum wanita keindahan yang
membuat kaum lelaki tertarik kepada mereka. Namun syariat yang suci ini
tidak memperkenankan keindahan itu diobral seperti layaknya barang dagangan
di etalase atau di emperan toko. Tapi kenyataan yang kita jumpai sekarang
ini wanita justru menjadi sumber fitnah bagi laki-laki. Di jalan-jalan, di
acara TV atau di VCD para wanita mengumbar aurat seenaknya bak kontes
kecantikan yang melombakan keindahan tubuh, sehingga seolah-olah tidak ada
siksa dan tidak kenal apa itu dosa. Benarlah sabda Rasulullah yang mulia
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau
bersabda, *"Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar
bagi kaum lelaki daripada wanita." *(HR. Bukhari Muslim)

Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang telah banyak
membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur yang dibuat oleh
syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk menggoda bisa secara
halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-terangan maupun berkedok
seni. Tengoklah kisah Nabi Allah Yusuf *'alaihis salam *tatkala istri
pembesar Mesir secara terang-terangan menggoda Beliau untuk diajak melakukan
tindakan tidak pantas. Nabi Yusuf pun menolak dan berkata,* "Aku berlindung
kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik."* (QS.
Yusuf: 23)

Muhammad bin Ishaq menceritakan, As-Sirri pernah lewat di sebuah jalan di
kota Mesir. Karena tahu dirinya menarik, wanita ini berkata, "Aku akan
menggoda lelaki ini." Maka wanita itu membuka wajahnya dan memperlihatkan
dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau lantas bertanya, "Ada apa denganmu?"
Wanita itu berkata, "Maukah anda merasakan kasur yang empuk dan kehidupan
yang nikmat?" Beliau malah kemudian melantunkan syair,"Berapa banyak
pencandu kemaksiatan yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita itu, namun
akhirnya ia mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyata.
Mereka menikmati kemaksiatan yang hanya sesaat, untuk merasakan
bekas-bekasnya yang tak kunjung sirna. Wahai kejahatan, sesungguhnya Allah
melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan kehendak Dia pulalah kemaksiatan itu
tertutupi jua." (*Roudhotul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin*, karya Ibnul
Qayyim)

Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mewanti-wanti kepada kita sekalian
lewat sabda beliau, *"Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah pada wanita
karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita."* (HR. Muslim)
Kini, di era globalisasi, ketika arus informasi begitu deras mengalir,
godaan begitu gampang masuk ke rumah-rumah kita. Cukup dengan membuka surat
kabar dan majalah, atau dengan mengklik tombol *remote control*, godaan pun
hadir di tengah-tengah kita tanpa permisi, menampilkan wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok memamerkan aurat yang
semestinya dijaga.

Lalu, sebagian muslimah ikut-ikutan terbawa oleh propaganda gaya hidup
seperti ini. Pakaian kehormatan dilepas, diganti dengan pakaian-pakaian
ketat yang membentuk lekuk tubuh, tanpa merasa risih. Godaan pun semakin
kencang menerpa, dan pergaulan bebas menjadi hal biasa. Maka, kita perlu
merenungkan dua bait syair yang diucapkan oleh Sufyan Ats-Tsauri:
"Kelezatan-kelezatan yang didapati seseorang dari yang haram, toh akan
hilang juga, yang tinggal hanyalah aib dan kehinaan, segala kejahatan akan
meninggalkan bekas-bekas buruk, sungguh tak ada kebaikan dalam kelezatan
yang berakhir dengan siksaan dalam neraka."

Seorang ulama yang masyhur, Ibnul Qayyim pun memberikan nasihat yang sangat
berharga: "Allah *Subhanahu wa ta'ala* telah menjadikan mata itu sebagai
cerminan hati. Apabila seorang hamba telah mampu meredam pandangan matanya,
berarti hatinya telah mampu meredam gejolak syahwat dan ambisinya. Apabila
matanya jelalatan, hatinya juga akan liar mengumbar syahwat…"

*Wallahul Musta'an*.

***

Penulis: Abu Harun Aminuddin
Artikel www.muslim.or.id

Wednesday, December 9, 2009

KEISTIMEWAAN AIR ZAM-ZAM

Oleh
Ustadz Mu'tashim
almanhaj.or.id

Air Zam-Zam bukanlah air yang asing bagi kaum Muslimin. Air ini
mempunyai keutamaan yang sangat banyak. Rasulullah telah menjelaskan
kegunaan air tersebut. Beliau bersabda,"Sebaik-baik air yang ada di
muka bumi adalah Zam-Zam. Di dalamnya terdapat makanan yang
mengenyangkan dan penawar penyakit."[1] Apa rahasia dibalik air yang
banyak memiliki khasiat dan penuh barakah ini?

MAKNA ZAM-ZAM
Kata Zam-Zam dalam bahasa Arab berarti, yang banyak atau melimpah [2].
Adapun air Zam-Zam yang dimaksud oleh syari'at, yaitu air yang berasal
dari sumur Zam-Zam. Letaknya dengan Ka'bah, berjarak sekitar 38 hasta.

Dinamakan Zam-Zam, sesuai dengan artinya, karena memang air dari sumur
tersebut sangat banyak dan berlimpah. Tidak habis walau sudah diambil
dan dibawa setiap harinya ke seluruh penjuru dunia oleh kaum Muslimin.

Dinamakan dengan Zam-Zam, bisa juga diambil dari perbuatan Hajar.
Ketika air Zam-Zam terpancar, ia segera mengumpulkan dan membendungnya.
Atau diambil dari galian Malaikat Jibril dan perkataannya, ketika ia
berkata kepada Hajar.

Disebutkan juga, bahwa nama Zam-Zam adalah 'alam, atau nama asal yang
berdiri sendiri, bukan berasal dari kalimat atau kata lain. Atau juga
diambil dari suara air Zam-Zam tersebut, karena zamzamatul ma` adalah,
suara air itu sendiri.[3]

Nama lain Zam-Zam, sebagaimana telah diketahui, antara lain ia disebut
barrah (kebaikan), madhmunah (yang berharga), taktumu (yang
tersembunyi), hazmah Jibril (galian Jibril), syifa` suqim (obat
penyakit), tha'amu tu'im (makanan), syarabul abrar (minuman orang-orang
baik), thayyibah (yang baik) [4].

SEJARAH MUNCULNYA ZAM-ZAM
Disebutkan oleh Imam al Bukhari dalam Shahih-nya, dari hadits Ibnu
'Abbas. Suatu saat, ketika berada di Mekkah, Nabi Ibrahim menempatkan
istrinya Hajar dan anaknya Ismail di sekitar Ka`bah, di suatu pohon
besar yang berada di atas sumur Zam-Zam. Waktu itu, tidak ada
seorangpun di Mekkah, melainkan mereka bertiga. Setelah Nabi Ibrahim
Alaihissalam meletakkan kantong berisi kurma dan air, iapun beranjak
pergi. Namun Hajar mengikutinya seraya mengatakan,”Wahai Ibrahim,
kemanakah engkau akan pergi dengan meninggalkan kami sendiri di tempat
yang tiada manusia lain, atau yang lainnya?"

Pertanyaan itu ia ulangi terus, tetapi Nabi Ibrahim tidak menengok
kepadanya. Sampai akhirnya Hajar berseru kepadanya,”Apakah Allah yang
menyuruhmu melakukan hal ini?”

“Ya,” jawab Nabi Ibrahim.

"Kalau begitu, Allah tidak akan menyengsarakan kami,” seru Hajar.
Kemudian kembalilah Hajar ke tempatnya, dan Nabi Ibrahim terus
melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di Tsaniyah -jalan bebukitan, arah jalan ke Kada`.
Rasulullah ketika memasuki Mekkah juga melewati jalan tersebut- dan
keluarganya tidak dapat melihatnya lagi, Nabi Ibrahim q menghadap ke
arah Baitullah, lalu mengangkat kedua tangannya seraya berdoa : "Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka, dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur" [Ibrahim/14 : 37]

Ibunda Ismail menyusui anaknya dan meminum dari kantong air tersebut.
Hingga akhirnya air itupun habis, dan anaknya kehausan. Dia melihat
anaknya dengan penuh cemas, karena terus menangis. Dia pun pergi untuk
mencari sumber air, karena tidak tega melihat anaknya kehausan.

Pergilah dia menuju bukit terdekat, yaitu bukit Shafa, dan berdiri di
atasnya. Pandangannya diarahkan ke lembah di sekelilingnya, barangkali
ada orang disana. Akan tetapi, ternyata tidak ada.

Dia pun turun melewati lembah sampai ke bukit Marwa. Berdiri di atasnya
dan memandang barangkali ada manusia di sana? Tetapi, ternyata tidak
juga. Dia lakukan demikian itu hingga tujuh kali.

Ketika berada di atas bukit Marwa, dia mendengar ada suara, dia berkata
kepada dirinya sendiri, "Diam!" Setelah diperhatikannya ternyata memang
benar dia mendengar suara, kemudian dia pun berkata, "Aku telah
mendengar, apakah di sana ada pertolongan?"

Tiba-tiba dia melihat Malaikat Jibril, yang mengais tanah dengan
kakinya (atau dengan sayapnya, sebagaimana disebutkan dalam riwayat
yang lain), kemudian memukulkan kakinya di atasnya. Maka keluarlah
darinya pancaran air.

Hajar pun bergegas mengambil dan menampungnya. Diciduknya air itu
dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam tempat air. Setelah
diciduk, air tersebut justru semakin memancar. Dia pun minum air
tersebut dan juga memberikan kepada putranya, Ismail. Lalu Malaikat
Jibril berkata kepadanya, "Jangan takut terlantar. Sesungguhnya, di
sinilah Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini (Ismail) bersama
ayahnya. Dan sesungguhnya, Allah tidak akan menelantarkan hambanya."

Beberapa waktu kemudian, datanglah orang-orang dari kabilah Jurhum
turun di lembah Makkah. Mereka turun karena melihat burung -burung yang
berputar-putar. Mereka berkata,"Burung ini berputar-putar di sekitar
air. Kami yakin di lembah ini ada air," lalu mereka mengirim utusan,
dan ternyata benar mereka mendapatkan air. Utusan itupun kembali dan
memberitahukan kepada orang-orang yang mengutusnya tentang adanya air.
Merekapun kemudian mendatanginya, dan meminta izin dari Ummu Ismail,
bahwa mereka akan mampir ke sana. Ummu Ismailpun mempersilahkan dengan
syarat, bahwa mereka tidak berhak memiliki (sumber) air tersebut, dan
kabilah Jurhum inipun setuju [6].

PENEMUAN KEMBALI AIR ZAM-ZAM
Ketika Abdul Muthalib sedang tidur di Hijr Ismail, dia mendengar suara yang menyuruhnya menggali tanah.

"Galilah thayyibah (yang baik)!"
"Yang baik yang mana?" tanyanya.

Esoknya, ketika tidur di tempat yang sama, dia mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali barrah (yang baik)?"

Dia bertanya, "Benda yang baik yang mana?" Lalu dia pergi.

Keesokan harinya, ketika tidur di tempat yang sama di Hijr Ismail, dia
mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali madhmunah (sesuatu
yang berharga).

Dia bertanya," Benda yang baik yang mana?"

Akhirnya pada hari yang keempat dikatakan kepadanya : "Galilah Zam-Zam!"

Dia bertanya,"Apa itu Zam-Zam?"

Dia mendapat jawaban : "Air yang tidak kering dan tidak meluap, yang
dengannya engkau memberi minum para haji. Dia terletak di antara tahi
binatang dan darah. Berada di patukan gagak yang hitam, berada di
sarang semut".

Sesaat Abdul Muthalib bingung dengan tempatnya tersebut, sampai
akhirnya ada kejelasan dengan melihat kejadian yang diisyaratkan
kepadanya. Kemudian iapun bergegas menggalinya.

Orang-orang Quraisy bertanya kepadanya,"Apa yang engkau kerjakan, hai Abdul Muthalib?

Dia menjawab,"Aku diperintahkan menggali Zam-Zam," sampai akhirnya ia
beserta anaknya, Harits mendapatkan apa yang diisyaratkan dalam
mimpinya, menggali kembali sumur Zam-Zam yang telah lama dikubur dengan
sengaja oleh suku Jurhum, tatkala mereka terusir dari kota Mekkah.[6]

KEUTAMAAN DAN KHASIAT AIR ZAM-ZAM
Dari penjelasan Rasulullah dan para ulama dapat diketahui, bahwa air
Zam-Zam memiliki barakah dan keutamaan. Di antara dalil-dalil yang
menunjukkan keutamaan air Zam-Zam dapat disebutkan sebagai berikut.

"Dari Jabir dan Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Air Zam-Zam, tergantung niat orang yang meminumnya."[7]

Ibnu Taimiyyah berkata,”Seseorang disunnahkan untuk meminum air Zam-Zam
sampai benar-benar kenyang, dan berdoa ketika meminumnya dengan doa-doa
yang dikehendakinya. Tidak disunnahkan mandi dengannya (menggunakan air
Zam-Zam)."[8]

"Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anh, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda : "Air Zam-Zam sesuai dengan niat ketika meminumnya.
Bila engkau meminumnya untuk obat, semoga Allah menyembuhkanmu. Bila
engkau meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah
menghilangkannya. Air Zam-Zam adalah galian Jibril, dan curahan minum
dari Allah kepada Ismail."[9]

"Dari Abi Thufail, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, ia berkata :
Saya mendengar Rasulullah bersabda,”Kami menyebut air Zam-Zam dengan
syuba'ah (yang mengenyangkan). Dan kami juga mendapatkan, air Zam-Zam
adalah sebaik-baik pertolongan (kebutuhan atas kemiskinanan)". [HR
Tabrani] [10]

"Dari Usamah, bahwasanya Rasulullah meminta untuk didatangkan segantang
air Zam-Zam, kemudian beliau meminumnya dan berwudhu dengannya" [HR
Ahmad] [11]

"Disebutkan dalam Silsilah Shahihah, adalah Rasululllah membawa air
Zam-Zam di dalam kantong-kantong air (yang terbuat dari kulit). Beliau
menuangkan dan membasuhkannya kepada orang yang sedang sakit".

Tatkala Jibril memukul Zam-Zam dengan tumit kakinya, Ummi Ismail segera
mengumpulkan luapan air. Nabi berkata,"Semoga Allah merahmati Hajar dan
Ummu Ismail. Andai ia membiarkannya, maka akan menjadi mata air yang
menggenangi (seluruh permukaan tanah)."[12]

"Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi adalah Zam-Zam. Di
dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit."[13]

Abu Dzar al Ghifari berkata,"Selama 30 hari, aku tidak mempunyai
makanan kecuali air Zam-Zam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku
menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan lapar."[14]

"Dari Hammam, dari Abi Jamrah ad-Duba`i, ia berkata : "Aku duduk
bersama Ibnu 'Abbas di Mekkah, tatkala demam menyerangku. Ibnu 'Abbas
mengatakan, dinginkanlah dengan air Zam-Zam, karena Rasulullah
mengatakan, sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam, maka
dinginkanlah dengan air atau air Zam-Zam" [15]

Dari 'Aisyah, ia membawa air Zam-Zam. Ia mengkabarkan, sesungguhnya dahulu Rasulullah membawanya (sebagai bekal-Pen.).[16]

Ibnul Qayyim berkata,"Aku dan selain diriku telah megalami perkara yang
ajaib tatkala berobat dengan air Zam-Zam. Dengan izin Allah, aku telah
sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan
seseorang yang telah menjadikan air Zam-Zam sebagai makanan selama
beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia tidak mendapatkan
rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia
telah memberitahukan kepadaku bahwa, ia terkadang seperti itu selama
empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa
dan melaksanakan thawaf ".[17]

Beliau rahimahullah berkata,"Ketika berada di Mekkah, aku mengalami
sakit dan tidak ada tabib dan obat (yang dapat menyembuhkannya). Akupun
mengobatinya dengan meminum air Zam-Zam dan membacakan atasnya
berulangkali (dengan al Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku
mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Akupun menjadikannya untuk
bersandar ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil
manfaat darinya."[18]

Demikian penjelasan singkat tentang air Zam-Zam. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam telah memberitahukan kepada kita dan membenarkan
khasiat dan keutamaan air yang tak pernah kering tersebut, meskipun
setiap hari diambil oleh banyak manusia. Dengan mengetahui secara
sepintas air Zam-Zam ini, maka hendaknya dapat meningkatkan dan
memperkuat sandaran dan ketergantungan kita kepada Allah. Dia-lah yang
Maha Penguasa mengatur segala yang Ia kehendaki.
Wallahu a'lam.

Sumber Bacaan :
- Shahihul-Bukhari, 3/1190, Cet Daar Ibnu Katsir, al Yamamah, Beirut.
- Fat-hul Bari, 6/402, Cetakan tahun 1379, Darul Ma`rifah, Beirut.
- Shahih Muslim, 4/1919, Cetakan Dar Ihya Turats Arabi, Beirut.
- Syarh Nawawi 'ala Muslim, 8/194, Cetakan Dar Ihya` Turats al Arabi, Beirut.
- Sunan Tirmidzi, 3/295, Cetakan Dar Ihya` Turats al Arabi, Beirut.
- Bidayah wan-Nihayah, Ibnul Katsir, 2/244-245, Cetakan Maktabah al Ma`arif, Beirut.
- Musnad Ahmad, Cetakan Muassasah al Qurtubah, Mesir, halaman 1/291.
- Zaadul Maad, Cetakan Muassasah ar Risalah, Beirut, 4/162.
- Shahih Sirah Nabawiyah, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Urdun, Beirut
- Irwa-ul Ghalil, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Mukhtashar Irwa`, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Manasik Haji wal Umrah, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Al Mutli` 'ala Abwabul-Fiqh, al Bali, Cetakan Maktab al Islami, Beirut, halaman 1/200.
- Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Saudi Arabia, internet. www.al-islam.com
- Kamus al Munawir, Edisi II, Cetakan Pustaka Progessif.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun X/1427H/2006.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_________
Footnotes
[1]. Hadits hasan. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, Syaikh al Albani, 2/18.
[2]. Lihat Nihayah, Ibnul Atsir, 5/605, 2/779; al Mutli` 'ala
Abwabul-Fiqh, Abu Fath al Ba'li, halaman 200; kamus al Munawir, 583.
[3]. Lihat Ibnul Atsir, 2/779; al Mutli` 'ala Abwabul-Fiqh, Abu Fath al Ba'li, 1/200; Syarh Nawawi ala Muslim, 8/194.
[4]. Lihat al Mutli` 'ala Abwabul-Fiqh, Abu Fath al Ba'li, 1/200.
[5]. Lihat Fat-hul Bari, 6/402; Shahih Sirah Nabawiyah, al Albani, 40,
Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Saudi
Arabia, www.al-islam.com.
[6]. Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 2/244-245.
[7]. Hadits shahih. Lihat Irwa-ul Ghalil, al Albani, 1/218.
[8]. Lihat Hajjatun-Nabi, al Albani, 1/117.
[9]. Hadits hasan li ghairihi. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, 2/19.
[10]. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, 2/19
[11]. Hadits hasan. Lihat Mukhtasar Irwa-ul Ghalil, al Albani, 1/3.
[12]. Silsilah Shahihah, 4/232.
[13]. Hadits hasan. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, 2/18.
[14]. Lihat Shahih Muslim, 4/1919, Cetakan Dar Ihya Turats Arabi, Beirut. Lihat Shahih Sirah Nabawiyah, al Albani, 129.
[15]. Lihat Shahihul-Bukhari, 3/1190, Cetakan Dar Ibnu Katsir, al
Yamamah, Beirut. Dalam riwayat yang sama terdapat dalam Musnad Ahmad.
Shuaib al Arnauth mengatakan, bahwa sanadnya shahih sesuai dengan
syarat shahihain. Lihat Musnad Ahmad, halaman 1/291, Cetakan Muassasah
al Qurtubah, Mesir.
[16]. Hadist hasan, sebagaimana yang dikatakan oleh Tirmidzi, dan
dishahihkan oleh al Albani. Lihat Sunan Tirmidzi, 3/295, Cetakan Dar
Ihya` Turast al Arabi, Beirut.
[17]. Lihat Zaadul Maad, 3/192, Cetakan al Misriyah.
[18]. Lihat Zaadul Maad, 4/162, Cetakan Muassasah ar-Risalah, Beirut.

Monday, November 30, 2009

Ketika Pria Menggoda ("GOMBAL WARNING !!")

"HATI-HATI AKHWAT RAYUAN IKHWAN,
SERINGKALI LEBIH DAHSYAT !"

Gombal, Mau??

Dunia yang sudah cukup tua ini tentu tahu bahwa kegemaran lelaki adalah
menggoda kaum hawa. Perempuan dari sudut mana saja dilihat, selalu menarik
dan memesona. dari mulai hidungnya yang kembang kempis, sampai jempol
kakinya yang mungil yang nyelempit di sela-sela jari kakinya. itulah
perempuan yang selalu mempesona mata kaum pria.

Muslimah juga tidak luput dari upaya ini. ya wajar, karena mereka juga
perempuan. Mereka juga bagian dari kaum hawa yang selalu punya pesona di
balik kemisteriusannya. semakin kalem mereka bersikap, semakn penasaran pria
yang melihatnya. Meski mereka seorang akhwat, masih saja ada orang yang
iseng menggodanya. apalagi muslimah tersebut berparas cantik dan enak
dipandang. tentu saja mengundang orang untuk melihat atau bahkan sampai pada
tahp menggodanya bila memungkinkan. Namun, dengan pola pergaulan dan pola
penjagaan diri yang mereka miliki, seorang muslmah lebih sering mendapat
godaan dari para aktivis ikhwan daripada godaan lelaki liar yang jelalatan

Mereka sudah mengeakan jilbab yana panjang menjuntai menutupi segala
keindahan yang ada pada diri mereka. mereka sudah menggunakan banyak cara
agar apa yang mereka miliki dapat tertutupi oleh pakaian jilbab syar'i.
BIcara mereka juga sudah tidak dibikin-bikin, normal, wajar dan biasa saja.
Bahkan terkesan galak (upsst..) Mereka juga tidak menjual murah segenap
canda tawa dan senyum riangnya. mereka sudah berupaya menjaga dirinya.

Mata mereka tidak bertarung dengan udara. selalu menunduk dan tidak melihat
setiap mata pria yang ada di depannya. mereka menahan diri dari hiruk pikuk
dunia yang kadang menawarkan pesona luar biasa. sikapnya pelan, sopan, kalem
dan penuh wibawa. itulah akhwat muslimah, kaum hawa yang selalu berupaya
taat pada aturan Rabb-nya.

Komunitas tempat mereka bergaul pun sudah dipilih-pilih. yaitu komunitas
aktivis dakwah yang diharapkan mampu menjadi pilar terbaik bagi imannya.
komunitas Remaja masjid di kampung, atau komunitas lembaga dakwah kampus
yang bertebaran di perguruan tinggi dan kampus-kampus. mereka juga sengaja
memilih kos-kosan yang nuansa agamanya kental. Asrama bukan Asmara,
kos-kosan sederhana dan bukan apartemen, semuanya serba sederhana asalkan
mendapat teman-teman yang shalihah, baik dan tidak reseh dengan syariat
islam. mereka sudah memilih teman-teman yang baik, para senior yang lebih
paham agama, mbak-mbak yang lebih mantap imannya, lebih santun bicaranya dan
lebih luas ilmunya. Mereka sudah memilih komunitas-komunitas itu. namun
sayangnya, masih saja ada godaan buat merea.

mereka sudah mengisi hari-harinya dengan kegiatan berjubel dan berantai.
Dari muai aktivitas wajib kuliah atau bekerja, ditambahi dengan pengajian,
taklim, sowan ke ustadz, atau bahkan mengadakan diskusi kecil-kecilan di
kamar yang pengap tanpa ventilasi memadai. Dengan sepiring keripik kentang
hasil patungan, air mineral dari galon isi ulang 3000-an, mereka berdiskusi
hingga hampir larut malam. sesekali tertawa cekikikan menertawakan betapa
konyolnya dunia tempat mereka tinggal. Waktu mereka habis dengan itu semua,
namun masih ada saja celah yang memungkinkan virus "merah jambu" menyelinap
di rongga-rongga dadanya, nangkring! duduk manis di tengah hati yang sedang
berpacu dengan amal shalihnya.

Godaan buat mereka tentu saja bukan berupa siul-siulan ala pemuda nongkrong
di pinggir jalan, memanggil-manggil penuh nafsu dan kenakalan bertajuk
keisengan.

Godaan itu juga bukan kata-kata jorok yang dilontarkan para lelaki genit,
mengajak mesum utnuk tujuan pelepasa dahaga kebutuhan manusia, tapi goaan
itu justru datang dari teman-teman seprofesi.

Godaan ini justru datang dari mereka yang menyebut dirinya "ikhwan", atau
lelaki yang berusaha shalih di lembaga-lembaga dakwah keislaman. Mereka
identik dengan sapaan khas komunitas harakah dan pengajian; ana, antum,
akhi, ukhti. Mereka bercita-cita mati syahid di medan laga, tapi berwajah
manis dan genitt ketika melihat akhwat yang penuh pesona.

Bukan ikhwan namanya kalau tidak islami. dari makanan hingga pasta gigi
semuanya harus sunnah Nabi. Bhakan merayu dan menggoda pun dengan kemasan
khusus, islami dan syar'i. betapa gdaan ini dibungkus secara islami. dikemas
secara bersih, seolah tak ada noda dan cacat sedikitpun. godaan yang syar'i
tak ada bumbu maksiat sedikitpun. Itu Kata mereka.

Godaannya bisa berupa kalimat-kalimat penyemangat, perhatian yang luar biasa
besar, bahkan hingga pemberian materi sebagai wujud hadiah yang mengesankan.
godaan-godaan yang menggiurkan yang bisa membuat luluh pendirian,bertekuk
lutut lemah tak berdaya karena kata-kata ambisius dari para iklhwan yang
genit dan kegenitan...

tapi kita cukup lega, tidak semua akhwat bisa jatuh tergoda. tetapi juga
tidak sedikit yang akhirnya kepincut, akhirnya mrucut keluar dari
keistiqomahannya. pada saat mereka terkena godaan itu, para akhwat dengan
sigap menepisnya dengan sanggahan, " Gombal banget nih Ikhwan!, di poin ini
dia masih tegar dan bagus. meski setelah itu dia melihat ke cermin, hanya
sekedar memastikan apakahmemang rayuan si ikhwan benar adanya. "Ukhti, antum
cantik sekali pagi ini." sebuah kalimat meluncr perlahan di layar hape
mungilnya yng sudah usang. Senyum kecil mengembang, pipi merona merah tanda
malu kebingungan. Ini konyol, tapi hati tak bisa menipu. SMS itu bak hiburan
di pagi yang indah. Nggak lucu, tapi memang sedikit membantu.

Gombal kata

dari sekian macam jenisnya " Gombalisasi" dalam bentuk kata-kata sangatlah
kerap terdengar di telinga. baik berupa bait-bait puisi nan indah, pantun
yang berirama bagus, tulisan yang menyentuh hati atau bahkan hanya deretan
SMS penuh tipu daya yang beredar kemana-mana. kata-kata cukup efektif
membuat serang perayu melancarkan misinya. kata-kata bisa menyihir membuat
kita tidak sadar dan terlena saat itu juga.

Mesi sebenarnya tidak mudah merangkai kata bisa diambilkan dari buku-buku
instan yang sudah ada. tinggal modal "kopasus"; 'copy -paste tanpa kasus'.

deteksinya lebih mudah. karena kata-kata sangat lugas, bisa dengan mudah
dikenali apakah kata-kata itu merupakan rayuan maut atau tidak. "Wajahmu bak
melati yang sedang mekar."

kalimat ini jelas kalimat yang sangat gombal. sebab tidak ada wajah
perempuan yang mirip bunga melati, apalagi melatinya mekar. tentu ini
permainan kata-kata saja agar semuanya terkesan menjadi sangat natural.

contohnya:

Mungkin kau taktahu siapa presiden zimbabwe

Tapi kau pasti tahu siapa namamu

Mungkin kau tak tahu di mana pasar cisalak

Tapi kau tahu dimana rumahmu

Mungkin kau tak tahu berapa penduduk kosta rika

Tapi kau tahu berapa nomor HP-mu

Mungkin saja ayahmu tukang kebun

Karena wajahmu berbunga-bunga

Mungkin saja Pamanmu Menteri penerangan

Karena wajahmu cerah bercahaya

Mungkin saja kakakmu juragan tebu

Karena wajahmu begitu manis

Mungkin saja ibumu tukang kue

Karena wajahmu enak dipandang

Aku yakin kau belum punya pesawat

Makanya aku yakin kau belum punya pasangan

Aku yakin ka belum punya pulau pribadi

Makanya aku yakin kau belum punya pendamping

Dan akulah yang akan jadi pasanganmu

Dan akulah yang akan jadi pendampingmu

Sapa tahu aku bisa memberimu pesawat dan pulau pribadi

(Oleh Bradley Sewtiadi, dari puisi.org)

Wednesday, November 25, 2009

2012

Apa iya, sebentar lagi kiamat?
Sejak empat belas abad yang lalu Rasulullah saw. sudah bilang bahwa kiamat itu sudah sangat dekat. Tidak ada yang mengejutkan dari pernyataan ini. Yang mengejutkan adalah hebohnya umat Islam atas pernyataan orang-orang kafir tentang sesuatu yang tidak mereka percayai.

Apakah film 2012 adalah film tentang kiamat?
Kata “kiamat” adalah serapan dari bahasa Arab, lebih tepatnya lagi berasal dari kosa kata Islam. Tidak mungkin menerangkan kiamat tanpa menggunakan worldview Islam. Adapun film 2012 tidak menceritakan kiamat, minimal bukan kiamat yang diimani oleh umat Islam. Sampai akhir cerita, tokoh utamanya masih selamat (berdasarkan cerita mereka yang sudah menonton), sedangkan kiamat (dalam pengertian kiamat kubra) pasti menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi ini.

Pembuatan film 2012 jelas-jelas menggunakan worldview Barat yang sekuler. Memang banyak yang mengatakan bahwa pada tahun 2012 dunia ini akan kiamat, tapi toh tidak terjadi kemusnahan kehidupan di akhir film 2012. Peradaban sekuler memang tidak mempercayai adanya kiamat. Sebaliknya, mereka meyakini bahwa dunia ini abadi. Itulah sebabnya Al-Qur’an banyak sekali membicarakan tentang iman kepada Hari Akhir, karena keimanan ini adalah hal yang sangat fundamental dalam ajaran Islam. Kita wajib meyakini bahwa dunia ini akan berakhir pada suatu hari yang telah ditentukan, dan pada hari itu takkan ada yang mampu menyelamatkan diri.

Apakah ramalan bangsa Maya tentang kiamat pada tahun 2012 itu memang benar?
Pertama, sementara ahli yang sudah berkecimpung sekian tahun lamanya dengan peradaban Maya pun tidak berpendapat bahwa bangsa Maya telah meramalkan kiamat. Kedua, adalah tidak beralasan untuk mempercayakan suatu masalah yang hanya bisa dipahami dengan keimanan yang benar (yaitu kiamat, karena kiamat hanya bisa dipahami dengan worldview Islam) kepada bangsa yang bahkan tidak beriman. Bangsa Maya sejatinya adalah penganut politeisme, juga memuja nenek moyang. Jika Rasulullah saw. – kita tidak menemukan Muslim yang lebih baik daripada beliau – mengaku tidak diberitahu oleh Allah SWT mengenai waktu kiamat, haruskah kita mempercayai ramalan klenik dari sebuah bangsa yang memelihara kemusyrikan?

Bagaimana jika kiamat benar-benar sudah sangat dekat?
Memang demikianlah yang ditanamkan dalam benak setiap Muslim. Ada beberapa hikmah di balik penanaman doktrin ini. Pertama, Rasulullah saw. sendiri tidak tahu kapan pastinya akan terjadi kiamat. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika beliau menyuruh semua orang untuk bersiap-siap, karena tak ada yang tahu kapan kita akan menghadapinya. Meskipun pada kenyataannya empat belas abad telah berlalu namun kiamat belum juga datang, namun peringatan ini tetap perlu untuk diwaspadai.

Kedua, sudah jamak dipahami sebuah kaidah dalam Islam, “jika kita tahu bahwa esok akan kiamat, sedangkan di tangan kita terdapat benih tanaman, maka tanamlah!” Artinya, kalau pun kita tahu bahwa besok akan kiamat, maka pengetahuan itu hanya mendorong kita untuk bersegera berbuat kebaikan. Kebaikan yang dimaksud tidak mesti kebaikan yang langsung berbuah sebelum kiamat, karena bukan itu sasarannya. Meskipun benih yang ditanam hari ini takkan sempat tumbuh menjadi pohon (karena besok kiamat), namun hal itu telah dianggap sebagai sebuah kebaikan, dan karenanya, patut untuk disegerakan. Pada dasarnya, dirahasiakannya jadwal kiamat memang mengandung hikmah yang seharusnya mendorong setiap Muslim untuk memiliki etos kerja yang sangat besar dalam setiap perbuatannya. Setiap amal harus ‘dikemas’ sebaik mungkin, karena bisa jadi besok sudah kiamat. Para ulama sudah menasihati umat untuk memiliki etos kerja seperti ini. Hasan al-Banna mengatakan, “tugas kita lebih banyak daripada waktu yang kita miliki,” sementara yang lain berpesan bahwa hidup di dunia ini untuk kerja keras, sedangkan akhirat adalah tempat kita beristirahat. Semua ini adalah ekspresi dari nasihat yang sama, yang direpresentasikan dengan sangat baik melalui konsep kiamat, yang sama sekali tidak diwakili oleh film 2012.

Apakah menonton film 2012 memang haram?
Sebaiknya film ini ditonton dengan pikiran yang kritis. Pisau analisis worldview Islam harus digunakan untuk membedah film 2012, bukan sebaliknya. Imej-imej musibah besar yang digambarkan dalam film itu bisa saja kita manfaatkan untuk mengingatkan diri kita akan kedatangan kiamat yang sudah sangat dekat, sambil mengingatkan diri terus-menerus bahwa kiamat yang sesungguhnya akan jauh lebih dahsyat daripada gambaran dalam film tersebut. Karena film 2012 hanya menceritakan musibah global, bukan kiamat. Kitalah yang beriman pada hari kiamat, bukan mereka.

Bagaimana kalau Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya mengharamkan film itu?
Ulama adalah orang-orang yang bertugas memelihara umat dari kesesatan. Mereka mengeluarkan fatwa berdasarkan pengamatan atas kondisi umat, sedangkan kita bicara dengan kaca mata masing-masing. Tentu lebih baik mengikuti ulama.

sumber : AKMAL

Saturday, November 21, 2009

We were warned : Histeria film 2012!

Oleh : Armansyah

Histeria film "2012: We were warned" telah menyebar keseantero bumi dalam
waktu yang relatif singkat. Beranjak dari beragam fenomena dan misteri
sistem penanggalan yang ditemukan dari sisa-sisa peradaban suku Maya (yaitu
salah satu suku yang tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang atau
semenanjung Yucatan Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik
di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur) Guetemala telah sukses
menghantarkan film besutan sutradara Roland Emrich ini populer. Saya sendiri
dalam hal ini mengakui ikut menjadi korban dari promosi film tersebut,
bahkan saking histerianya, sempat salah nonton film dengan tajuk yang sama
tetapi berbeda tema, yaitu "2012: Doomsday", dengan pemeran utama Dale
Midkiff dan Cliff De Young.

<img src="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2833479&op=1&view=all&subj=341337060156&aid=-1&auser=0&oid=341337060156&id=727558443">


Sejumlah arkeolog modern percaya bahwa suku Maya mempunyai peradaban yang
luar biasa pada masanya, bahkan diantaranya ada yang percaya bahwa peradaban
suku Maya dimasa lalu berada jauh diatas peradaban kita sekarang ini.
Peradaban suku Maya itu menurut para arkeolog yang mempercayai hal tersebut
bisa dilihat dari peninggalan mereka seperti buku-buku, meja-meja batu dan
cerita-cerita yang bersifat mistik.

Suku Maya sendiri diduga memiliki korelasi dengan sejumlah peradaban dibenua
Asia. Pasalnya, candi-candi yang terletak di kompleks Chichen Itza mirip
dengan candi di Asia. Bahkan, ada pula yang persis dengan yang dimiliki
Indonesia. Kompleks candi suku Maya di Chichen Itza dibangun sekitar tahun
502-522 Masehi. Ia merupakan bangunan peninggalan Suku Maya yang paling
lengkap dan terawat dengan baik. Kompleks candi ini cukup luas dan tiap
candi terpisah satu sama lain. Di tengah-tengah berdiri Candi El Castilo
yang bentuknya menyerupai piramida dengan atap terpancung. Yang
mengherankan, Candi El Castilo mirip dengan Candi Sukuh di Kabupaten
Karanganyar, Jawa tengah di sisi barat Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Sukuh,
Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.

Tentang keterkaitan candi Suku Maya dan Indonesia konon pernah menjadi bahan
penelitian dari Prof. Gualberto Zapata Alonzo yang melalui bukunya "An
Overview of The Mayan World" yang terbit 2002, ia menyebutkan, seni dan
kesadaran beragama Suku Maya memiliki persamaan dengan India, Indocina dan
Indonesia. Candi Tikal di Guatemala ada kesamaan dengan piramida Naksei Chan
Crong di Angkor, Kamboja. Begitu pula dengan Candi di Paleque, Meksiko.
Candi itu mirip dengan Candi Ajanata di India. Selain itu, simbol-simbol
agama dan mitos binatang Suku Maya mirip dengan di Jawa dan Indocina. Dalam
cerita Hindhu Mahabharata dan Ramayana terdapat pula suku dengan panggilan
Maya. Bahkan, pada agama Hindu terdapat dewa bernama Maya.

Akan tetapi, hal yang membuat suku Maya menjadi fenomena utama dan akar dari
film "2012: We were warned" seperti yang sempat saya singgung sebelumnya
adalah pada kalender yang dibuat oleh bangsa Maya, berakhir pada tanggal 21
Desember 2012 !

Dan menurut orang-orang yang mempercayainya, hal itu merupakan signal dari
suku Maya bila bumi sudah mencapai titik klimaks kehidupan dan booom,
terjadilah kiamat qubro alias Doomsday.

Argumen sejumlah orang tersebut lalu mendapat pembenaran dari sejumlah
analisa dan penyelidikan yang sangat subyektif dari sejumlah kalangan
ilmuwan dengan isu keberadaan planet nibiru atau planet x yang sedang
berjalan menuju kearah planet bumi kita dan bersiap menjadi alat
penghancurnya.

Menariknya, ketua suku Maya sendiri, Apolinario Chile Pixtun dan arkeolog
Meksiko, Guillermo Bernal, keduanya mencatat bahwa "histeria kiamat" dalam
film "2012: We were warned" justru bertentangan dengan dengan apa yang
sebenarnya dipahami oleh mereka sendiri. Apa yang didengung-dengungkan oleh
sejumlah orang tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012, hanyalah sebuah
bualan dan sisipan terhadap kenyataan ramalan suku Maya.

Sebagai seorang muslim yang tahu akan eksistensi nash didalam Islam
menyangkut hari akhir, saya tidak akan menganggap serius segala teori yang
berkaitan dengan tanggal 21 Desember 2012. Entah itu yang dikemukakan
melalui berbagai film semacam "2012: We were warned" atau sejenisnya maupun
apa yang dilontarkan secara terang-terangan diluarnya. Bahwa apa yang
disebut sebagai hari kehancuran, Armageddon, Doomsday atau kiamat itu pasti
akan datang. Ini sudah menjadi ketentuan dari Allah melalui hukum alam yang
ada.

Didalam kitab suci Al-Qur'an sendiri keimanan kepada Allah hampir selalui
dikaitkan pada keimanan pada adanya hari akhir sebagaimana misalnya dalam
Al-Baqarah [2]:8, Al-Baqarah [2]:126, Al-Baqarah [2]:228, Al-Baqarah
[2]:232, Ali Imran [3] :114, An-Nisaa [4]:39], An-Nisaa [4]:59, An-Nisaa
[4]:162, At-Taubah [9]:18-19, At-Taubah [9]:44, Al-Ankaabut [29]:36,
Al-Mujaadilah [58]:22 dan masih banyak lagi ayat-ayat didalam Al-Qur'an yang
semisal. Intinya bahwa kepercayaan seorang muslim terhadap eksistensi Tuhan
memiliki korelasi yang tidak terpisahkan dengan keharusannya untuk
mempercayai akan tibanya hari kiamat itu sendiri. Dia menjadi satu kesatuan
yang utuh dan membentuk fondasi kepercayaan didalam Islam. Siapa yang
mendustakannya secara jelas dinyatakan oleh Al-Qur'an sebagai orang yang
sesat!

<img src="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2833465&op=1&view=all&subj=341337060156&aid=-1&auser=0&oid=341337060156&id=727558443">


Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa' [
4]:136)

Hanya saja tinggal lagi kapan waktunya tiba, ini dia yang kita tidak bisa
mengetahuinya secara pasti. Semua orang boleh-boleh saja melakukan analisa
dan prediksi sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. Akan tetapi
seperti yang juga saya tulis dalam buku "Ramalan Imam Mahdi: Akankah ia
datang pada 2012 [Serambi, 2008]" bahwa semua prediksi yang dilakukan itu
hanyalah sebatas praduga yang tidak memiliki validasi kepastian apapun.

Jangankan untuk berbicara kepastian tibanya hari kiamat, memprediksikan
tanggal dan waktu terjadinya gempa bumi saja sampai hari ini faktanya tidak
ada satu negara maju manapun yang bisa melakukannya secara akurat. Semua
bermain dalam praduga dan waktu antara (range domain) namun coba lihat gempa
di Sumatera Barat dan Tasikmalaya atau Tsunami di Aceh dan Yogya.

Sejauh ini, seluruh nash keagamaan didalam Islam yang berbicara masalah
kiamat lebih banyak kepada perujukan tanda-tanda yang akan menjadi pemicu
terjadinya hari akhir tersebut dan bukan merujuk pada tanggal maupun waktu.
Semua secara jelas dinyatakan tertutup bagi siapapun kecuali Allah semata.
Saya tidak akan membahas masalah tanda-tanda kiamat dalam versi Islam karena
memang sebenarnya ini sudah saya bahas secara detil dalam buku "Ramalan Imam
Mahdi: Akankah ia datang pada 2012 [Serambi, 2008]". Jadi bagi anda yang
ingin tahu lebih banyak mengenai ini silahkan saja membaca buku tersebut.

Oke kita kembali dulu pada pembahasan film "2012: We were warned". Secara
jujur saya kataka bahwa film ini memang menarik untuk disaksikan. Visual
effect yang disuguhkan sungguh luar biasa dan membuat film ini terasa hidup
dan mendebarkan.

Akan tetapi jika kita berbicara masalah drama atau alur cerita, dalam
pandangan saya pribadi film ini biasa saja. Datar dan bisa ditebak, tidak
ubahnya seperti film-film science fiction Hollywood lainnya. Sebut saja
Independence Day (ID4), The day after tomorrow, Armageddon, Double Impact,
war of world dan sejenisnya. Apalagi ending dari film ini tidaklah kiamat
dalam arti yang sebenarnya namun replika saja dari kejadian dijaman Nuh a.s
melalui banjir besarnya yang membentuk ulang struktur bumi dan permukaannya.

Histeria yang ditonjolkan difilm ini lebih pada penggambaran terjadinya
tsunami raksasa yang menelan seluruh isi bumi, gempa besar yang disertai
keluarnya api dari dalam bumi yang menghancurkan istana Vatikan sampai
Patung Yesus di Rio Jeneiro dan seterusnya. Saya pribadi mengacungi 4 jempol
untuk sound system dan visual effect film ini. Terlepas dari alur cerita dan
tokoh yang ditampilkannya, konten film "2012: We were warned", sangat bagus
untuk menjadi muhasabah diri setiap kita berkaitan dengan penggambaran
terjadinya hari akhir.

Memang tidak akan sama persis seperti yang disampaikan oleh kitab suci,
namun secara subyektif, film ini mampu menghadirkan imajinasi kita terhadap
dahsyatnya kejadian dihari kiamat tersebut.


--
Salamun 'ala manittaba al Huda

ARMANSYAH

Ramalan Kiamat Pasti Selalu Gagal

Sumber :
http://www.voa-islam.net/news/features/2009/11/16/1700/ramalan-ramalan-kiamat-yang-selalu-gagal/

Sepanjang sejarah, banyak sekali ramalan-ramalan tentang kiamat, tapi
semuanya gagal dan tidak pernah terbukti. Inilah beberapa daftar RAMALAN
KIAMAT yang GAGAL:

*Kiamat Tahun 1866*
Banyak penganut Kristen meyakini angka 666 adalah angka iblis, sehingga
ketika menjelang tahun 1666, tahun itu diartikan sebagai akhirnya zaman.

*Kiamat Tahun 1843*

William Miller, pendeta Advent asal Inggris mendapat pewahyuan tahun 1815,
bahwa kiamat akan terjadi tahun 1843. Penerusnya kemudian merevisi kiamat
akan terjadi tahun 1844.

*Kiamat Tahun 1870*
Penganut Kristen sekte Kesaksian Jehovah yang didirikan tahun 1870-an pernah
meramalkan bahwa dunia akan kiamat pada 1914.
Namun, begitu lewat tahun 1914, mereka hanya mengatakan 'tidak lama lagi'.

*Kiamat November/Oktober 1982*
Pada akhir tahun 1976, Pat Robertson memprediksi bahwa akhir dunia akan
datang pada bulan November atau Oktober 1982. Dalam siaran Mei 1980 dari The
700 Club, ia menyatakan, "Saya menjamin Anda pada akhir tahun 1982 akan
menjadi hari penghakiman pada dunia."

*Kiamat 9 September 1999*
Sang "Imam Mahdi" Syamsuri pernah meramalkan bahwa 9 September 1999 adalah
hari kiamat. Ratusan orang diajak ke padepokannya menyambut kiamat tepat
pukul 09.00 WIB. Sebelum ramalan itu terwujud, ia malah diciduk polisi. Palu
hakim menghukumnya 11 bulan penjara.
Begitu ramalan kiamatnya pada 9-9-1999 meleset, dia berkilah. "Kiamat tetap
akan terjadi dalam waktu dekat ini," katanya. Setelah kiamat, orang-orang
terpilih yang masih hidup. Kakek 15 cucu inilah yang bakal memimpin mereka.
Itu sebabnya, dia tetap menunggu kiamat, sambil mengurus kebun jeruk di
belakang rumahnya.(GATRA, Jumat 14 November 2003).

*Kiamat 31 Desember 1999*
Joseph Kibwetere dari Uganda (Afrika), pendiri The Movement for the
Restoration of the Ten Commandments of God, bernubuat bahwa dunia akan
berakhir pada 31 Desember 1999 (yang diralat menjadi 31 Desember 2000).
Tahun 1998, ia dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan jiwa.
Sebelum 31 Desember 2000 ia menyuruh seluruh jemaatnya berkumpul dalam
sebuah bangunan gereja. Setelah jemaat berkumpul, pintu serta jendela gereja
ditutup dan Joseph membakar gereja tersebut. Akibatnya, ketika api padam,
pihak keamanan menemukan 330 tengkorak manusia dalam keadaan gosong di
antara puing-puing.

*Akhir Tahun 1999*

Menjelang berakhirnya tahun 1999, muncul istilah Y2K pada komputer yang
diyakini mempengaruhi semua sistim komputer dunia.
Wall Street Journal memprediksikan bahwa pada 1 Januari 2000 akan terjadi
kekacauan yang amat besar setara dengan kiamat di muka Bumi.

*Kiamat 5 Mei 2000*

Dalam bukunya, Ice: The Ultimate Disaster (1997) Richard Noone
memprediksikan bahwa pada 5 Mei 2000, planet-planet akan bersejajar dan
kehidupan akan berakhir seiring dengan mencairnya semua es di muka Bumi.
Sekitar 18 bulan sebelum "hari kiamat" itu, Benjamin Radford (dari Skeptical
Inquirer science magazine), mewawancarai Mr Noone tentang buku dan
ramalannya; Radford sempat bertanya apakah mereka bisa mengatur
pertemuan/wawancara pada tanggal 6 Mei 2000, kalau-kalau dunia tidak
berakhir. Tapi Noone menolak.
Kiamat 10 November 2003 (akhir dari akhir zaman?)
Mangapin Sibuea dari Bandung Selatan dan para pengikutnya, sekitar 300 orang
berkumpul dan melakukan ritual, seperti menyanyi, menari, dan berpuasa, ada
yang 3 hari 3 malam tak makan, ada juga yang 7 hari 7 malam tak makan. Semua
itu dilakukan untuk bersiap-siap menjemput Kiamat, 10 November 2003.

*Kiamat 21 Desember 2012*

Menurut NASA, ilmuwan terpercaya di seluruh dunia tahu bahwa tidak ada
ancaman yang berhubungan dengan tahun 2012. Planet kita telah menjadi tempat
hidup yang baik selama lebih dari empat miliar tahun.
NASA bersikeras kalender Maya sebenarnya tidak berakhir pada 21 Desember
2012, yang dianggap sebagai akhir dari peradaban manusia sekarang dan
mulainya peradaban baru.
Bangsa Maya Modern di Guatemala dan Meksiko juga menyangkal ramalan tentang
kiamat. "Tidak ada konsep kiamat dalam budaya Maya," demikian kata Yesus
Gomez, kepala the Guatemalan confederation of Mayan priests and spiritual
guides, kepada The Sunday Telegraph.
Cirilo Perez, seorang penasihat Presiden Guatemala Alvaro Colom, mengecam
eksploitasi komersial budaya Maya oleh pihak luar. "Ketika orang asing
melihat kita, mereka berpikir 'Lihat Maya, betapa baiknya, betapa cantik',
tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti kita." katanya.

Kiamat adalah rahasia Tuhan. Siapapun yang meramal pasti akan gagal [taz]

Monday, November 16, 2009

Mekkah sebagai pusat bumi

Sumber : http://masgandhul.web.id/2009/10/19/makkah-sebagai-pusat-bumi/

Makkah juga disebut Bakkah tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu
terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan
ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera
yang sangat luas).

Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan
mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk bukit. Dan
bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari
Ka'bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah
sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini berarti bahwa Allah
terus-menerus memperluas dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat
yang paling tua di dunia.

Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini?
*Jawaban adalah ya*.
Nabi bersabda, *Ka'bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat
itu bumi ini diperluas*. Dan ini didukung oleh fakta tersebut.

Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat
tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari
waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa
Ka'bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini
tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?

http://www.chanceandchoice.com/ChanceandChoice/chapter8.html

*Makkah Pusat Bumi*
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah
pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat
di kota-kota besar di dunia.

Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia
mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak
masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk
memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh
program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan
variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa
yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai
titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada
waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua
tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan
hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi
lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi
terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di
sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke
arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud
untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi
ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.

*Allah berfirman di dalam al-Qur?an al-Karim sebagai berikut* :
*Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu
memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk
(negeri-negeri) sekelilingnya.. (asy-Syura: 7)*

Kata Ummul Qura berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di
sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang
lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu)
mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga
merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal
kajian ini. Selain itu, kata ibu memberi Makkah keunggulan di atas semua
kota lain.

*Makkah atau Greenwich*
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi
sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang
dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan
Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan
mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan
wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak
melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas
negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang
diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

*Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit *
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah
berfirman, *Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya melainkan dengan kekuatan. (ar-Rahman:33)*

Kata *aqthar* adalah bentuk jamak dari kata qutr yang berarti diameter, dan
ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter
lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi).
Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga
berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat
Ka'bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi
(maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
Nabi bersabda, *Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy,
sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.*

*Thawaf di Sekitar Makkah*
Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka'bah, maka ia memulai dari
Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu
adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga
galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan
dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel
berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk
dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai
gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan
dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri
sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai
gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya
dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari
dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi
berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya
berlawanan dengan arah jarum jam.

Friday, November 13, 2009

Hukum Berkaitan Dengan Hewan Kurban


Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al Atsari
http://www.almanhaj.or.id/content/1281/slash/0

Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan hewan kurban. Sepantasnyalah
bagi seorang muslim untuk mengetahuinya agar ia berada di atas ilmu
dalam melakukan ibadahnya, dan di atas keterangan yang nyata dari
urusannya. Berikut ini aku sebutkan hukum-hukum tersebut secara ringkas.

PERTAMA
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba
jantan [1] yang disembelihnya setelah shalat Ied. Beliau shallallahu
'alaihi wa sallam mengabarkan.

"Artinya : Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka tidaklah termasuk
kurban sedikitpun, akan tetapi hanyalah daging sembelihan biasa yang
diberikan untuk keluarganya" [2]

KEDUA
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada para
sahabatnya agar mereka menyembelih jadza' dari domba, dan tsaniyya dari
yang selain domba [3]

Mujasyi bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengabarkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya jadza' dari domba memenuhi apa yang memenuhi tsaniyya dari kambing" [4]

KETIGA
Boleh mengakhirkan penyembelihan pada hari kedua dan ketiga setelah
Idul Adha, karena hadits yang telah tsabit dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam : (bahwa) beliau bersabda :

"Artinya : Setiap hari Tasyriq ada sembelihan" [5]

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah.
"Ini adalah madzhabnya Ahmad, Malik dan Abu Hanifah semoga Allah
merahmati mereka semua. Berkata Ahmad : Ini merupakan pendapatnya lebih
dari satu sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Al-Atsram
menyebutkannya dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum"[6]

KEEMPAT
Termasuk petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bagi orang yang
ingin menyembelih kurban agar tidak mengambil rambut dan kulitnya walau
sedikit, bila telah masuk hari pertama dari sepuluh hari yang awal
bulan Dzulhijjah. Telah pasti larangan yang demikian itu.[7]

Berkata An-Nawawi dalam "Syarhu Muslim" (13/138-39).
"Yang dimaksud dengan larangan mengambil kuku dan rambut adalah
larangan menghilangkan kuku dengan gunting kuku, atau memecahkannya,
atau yang selainnya. Dan larangan menghilangkan rambut dengan mencukur,
memotong, mencabut, membakar atau menghilangkannya dengan obat
tertentu[8] atau selainnya. Sama saja apakah itu rmabut ketiak, kumis,
rambut kemaluan, rambut kepala dan selainnya dari rambut-rambut yang
berada di tubuhnya".

Berkata Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (11/96).
"Kalau ia terlanjur mengerjakannya maka hendaklah mohon ampunan pada
Allah Ta'ala dan tidak ada tebusan karenanya berdasarkan ijma, sama
saja apakah ia melakukannya secara sengaja atau karena lupa".

Aku katakan :
Penuturan dari beliau rahimahullah mengisyaratkan haramnya perbuatan
itu dan sama sekali dilarang (sekali kali tidak boleh melakukannya -ed)
dan ini yang tampak jelas pada asal larangan nabi.

KELIMA
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memilih hewan kurban yang sehat,
tidak cacat. Beliau melarang untuk berkurban dengan hewan yang
terpotong telinganya atau patah tanduknya[9]. Beliau memerintahkan
untuk memperhatikan kesehatan dan keutuhan (tidak cacat) hewan kurban,
dan tidak boleh berkurban dengan hewan yang cacat matanya, tidak pula
dengan muqabalah, atau mudabarah, dan tidak pula dengan syarqa' ataupun
kharqa' semua itu telah pasti larangannya. [10]

Boleh berkurban dengan domba jantan yang dikebiri karena ada riwayat
dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dibawakan Abu Ya'la (1792)
dan Al-Baihaqi (9/268) dengan sanad yang dihasankan oleh Al-Haitsami
dalam " Majma'uz Zawaid" (4/22).

KEENAM
Belaiu shallallahu 'alaihi wa sallam menyembelih kurban di tanah lapang tempat dilaksanakannya shalat. [11]

KETUJUH
Termasuk petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa satu kambing
mencukupi sebagai kurban dari seorang pria dan seluruh keluarganya
walaupun jumlah mereka banyak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Atha'
bin Yasar [12] : Aku bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari : "Bagaimana
hewan-hewan kurban pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
?" Ia menjawab : "Jika seorang pria berkurban dengan satu kambing
darinya dan dari keluarganya, maka hendaklah mereka memakannya dan
memberi makan yang lain" [13]

KEDELAPAN
Disunnahkan bertakbir dan mengucapkan basmalah ketika menyembelih kurban, karena ada riwayat dari Anas bahwa ia berkata :

"Artinya : Nabi berkurban dengan dua domba jantan yang berwarna putih
campur hitam dan bertanduk. beliau menyembelihnya dengan tangannya,
dengan mengucap basmalah dan bertakbir, dan beliau meletakkan satu kaki
beliau di sisi-sisi kedua domba tersebut" [14]

KESEMBEILAN
Hewan kurban yang afdhal (lebih utama) berupa domba jantan (gemuk)
bertanduk yang berwarna putih bercampur hitam di sekitar kedua matanya
dan di kaki-kakinya, karena demikian sifat hewan kurban yang disukai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [15]

KESEPULUH
Disunnahkan seorang muslim untuk bersentuhan langsung dengan hewan
kurbannya (menyembelihnya sendiri) dan dibolehkan serta tidak ada dosa
baginya untuk mewakilkan pada orang lain dalam menyembelih hewan
kurbannya. [16]

KESEBELAS
Disunnahkan bagi keluarga yang menyembelih kurban untuk ikut makan dari
hewan kurban tersebut dan menghadiahkannya serta bersedekah dengannya.
Boleh bagi mereka untuk menyimpan daging kurban tersebut, berdasarkan
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Makanlah kalian, simpanlah dan bersedekahlah" [17]

KEDUA BELAS
Badanah (unta yang gemuk) dan sapi betina mencukupi sebagai kurban dari
tujuh orang. Imam Muslim telah meriwayatkan dalam "Shahihnya" (350)
dari Jabir radhiyallahu 'anhu ia berkata.

"Artinya : Di Hudaibiyah kami menyembelih bersama Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam satu unta untuk tujuh orang dan satu sapi betina
untuk tujuh orang".

KETIGA BELAS
Upah bagi tukang sembelih kurban atas pekerjaannya tidak diberikan dari
hewan kurban tersebut, karena ada riwayat dari Ali radhiyallahu ia
berkata.

"Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan aku
untuk mengurus kurban-kurbannya, dan agar aku bersedekah dengan
dagingnya, kulit dan apa yang dikenakannya[18] dan aku tidak boleh
memberi tukang sembelih sedikitpun dari hewan kurban itu. Beliau
bersabda : Kami akan memberikannya dari sisi kami" [19]

KEEMPAT BELAS
Siapa di antara kaum muslimin yang tidak mampu untuk menyembelih
kurban, ia akan mendapat pahala orang-orang yang menyembelih dari umat
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena Nabi berkata ketika
menyembelih salah satu domba.

"Artinya : Ya Allah ini dariku dan ini dari orang yang tidak menyembelih dari kalangan umatku" [20]

KELIMA BELAS
Berkata Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (11/95) : "Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan Al-Khulafaur rasyidun sesudah beliau menyembelih
kurban. Seandainya mereka tahu sedekah itu lebih utama niscaya mereka
menuju padanya.... Dan karena mementingkan/mendahulukan sedekah atas
kurban mengantarkan kepada ditinggalkannya sunnah yang ditetapkan oleh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

[Disalin dari kitab Ahkaamu Al-'iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthatharah,
edisi Indonesia Hari Raya Bersama Rasulullah oleh Syaikh Ali Hasan bin
Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, terbitan Putsaka Al-Haura, hal.
47-53, penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Husein]
_________
FootNote.
[1]. Akan datang dalilnya pada point ke delapan
[2]. Riwayat Bukhari (5560) dan Muslim (1961) dan Al-Bara' bin azib.
[3]. Berkata Al-Hafidzh dalam "Fathul Bari" (10/5) : Jadza' adalah
gambaran untuk usia tertentu dari hewan ternak, kalau dari domba adalah
yang sempurna berusia setahun, ini adalah ucapan jumhur. Adapula yang
mengatakan : di bawah satu tahun, kemudian diperselisihkan
perkiraannya, maka ada yang mengatakan 8 dan ada yang mengatakan 10
Tsaniyya dari unta adalah yang telah sempurna berusia 5 tahun, sedang
dari sapi dan kambing adalah yang telah sempurna berusia 2 athun. Lihat
"Zadul Ma'ad" (2/317).
[4]. 'Shahihul Jami'" (1592), lihat " Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah" (1/87-95).
[5]. Dikeluarkan oleh Ahmad (4/8), Al-Baihaqi (5/295), Ibnu Hibban
(3854) dan Ibnu Adi dalam "Al-Kamil" (3/1118) dan pada sanadnya ada
yang terputus. Diriwayatkan pula oleh Ath-Thabari dalam 'Mu'jamnya"
dengan sanad yang padanya ada kelemahan (layyin). Hadits ini memiliki
pendukung yang diriwayatkan Ibnu Adi dalam "Al-Kamil" dari Abi Said
Al-Khudri dengan sanad yang padanya ada kelemahan. Hadits ini hasan
Insya Allah, lihat 'Nishur Rayah" (3/61).
[6]. Zadul Ma'ad (2/319)
[7]. Telah lewat takhrijnya pada halaman 66, lihat 'Nailul Authar" (5/200-203).
[8]. Campuran tertentu yang digunakan untuk menghilangkan rambut.
[9]. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad (1/83, 127,129 dan 150), Abu
Daud (2805), At-Tirmidzi (1504), An-Nasa'i (7/217) Ibnu Majah (3145)
dan Al-Hakim (4/224) dari Ali radhiyallahu 'anhu dengan isnad yang
hasan.
[10]. Muqabalah adalah hewan yang dipotong bagian depan telinganya.
Mudabarah : hewan yang dipotong bagian belakang telinganya. Syarqa :
hewan yang terbelah telinganya dan Kharqa : hewan yang sobek
telinganya. Hadits tentang hal ini isnadnya hasan diriwayatkan Ahmad
(1/80 dan 108) Abu Daud (2804), At-Tirmidzi (4198) An-Nasa'i (7/216)
Ibnu Majah (3143) Ad-Darimi (2/77) dan Al-Hakim (4/222) dari hadits Ali
radhiyallahu 'anhu.
[11]. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5552) An-Nasai 97/213) dan Ibnu Majah (3161) dari Ibnu Umar.
[12]. Wafat tahun (103H) biografisnya bisa dibaca dalam "Tahdzibut Tahdzib" (7/217).
[13]. Diriwayatkan At-Tirmidzi (1505) Malik (2/37) Ibnu Majah (3147) dan Al-Baihaqi (9/268) dan isnadnya hasan.
[14]. Diriwayatkan oleh Bukhari (5558), (5564), (5565), Muslim (1966) dan Abu Daud (2794).
[15]. Sebagaimana dalam hadits Aisyah yang diriwayatkan Muslim (1967) dan Abu Daud (2792).
[16]. Aku tidak mengetahui adanya perselisihan dalam permasalahan ini di antara ulama, lihat point ke 13.
[17]. Diriwayatkan oleh Bukhari (5569), Muslim (1971) Abu Daud (2812)
dan selain mereka dari Aisyah radhiyallahu 'anha. Adapun riwayat
larangan untuk menyimpan daging kurban masukh (dihapus), lihat 'Fathul
Bari' (10/25-26) dan "All'tibar" (120-122). Lihat Al-Mughni (11/108)
oleh Ibnu Qudamah.
[18]. Dalam Al-Qamus yang dimaksud adalah apa yang dikenakan hewan tunggangan untuk berlindung dengannya.
[19]. Diriwayatkan dengan lafadh ini oleh Muslim (317), Abu Daud (1769)
Ad-Darimi (2/73) Ibnu Majah (3099) Al-baihaqi (9/294) dan Ahmad
(1/79,123,132 dan 153) Bukhari meriwayatkannya (1716) tanpa lafadh :
"Kami akan memberinya dari sisi kami".
[20]. Telah lewat takhrijnya pada halaman 70

Wednesday, November 11, 2009

NASA Tangkal Rumor Kiamat 2012

Badan Luar Angkasa AS, NASA, menegaskan ramalan bahwa kiamat akan
terjadi pada 21 Desember 2012 tidak berdasar. NASA dengan gencar
melakukan kampanye kecil-kecilan untuk menangkal rumor yang sudah
cukup lama beredar. Bahkan beberapa film mengenai kiamat 2012 ini
telah menginsirasi Hollywood.

Terakhir, Sony Pictures, meluncurkan film dengan judul "2012" yang
mulai diputar di bioskop-bioskop AS. Film itu memakan biaya produksi
mencapai 200 juta dolar, yang inti ceritanya didasarkan pada
penanggalan suku Maya yang memperhitungkan kiamat akan datang pada
2012.

Skenario hari kiamat, menurut suku Maya, adalah planer X atau yang
disebut juga Nibiru akan menghantam bumi. Rumor yang beredar melalui
internet menyebutkan planet misterius ini ditemukan oleh Bangsa
Sumeria. Pendapat yang kemudian didukung oleh serentetan ilmuwan palsu
dan paranormal.

Beberapa situs bahkan menuduh NASA berusaha menutup-nutupi keberadaan
planet misterius yang mengancam bumi, namun pihak NASA menegaskan
bahwa rumor yang beredar itu hanyalah bualan belaka. "Tidak ada dasar
fakta yang jelas bahwa ada planet misterius yang mengancam bumi,"
demikian pernyataan NASA yang dipampang pada situsnya.

Seperti dikutip di situs NASA, jika memang benar akan terjadi
tubrukan, para astronom paling tidak bisa melihatnya sejak satu
dasawarsa lalu. Dan jika memanga da planet yang bergerak mendekat ke
bumi, hal itu bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang. "Jelas hal
semacam itu tidak sedang terjadi."

NASA mengklaim para ilmuwan di seluruh dunia yang meneliti angkasa
luar tidak melihat adanya ancaman yang besar yang akan terjadi pada
bumi pada 2012. Planet bumi alias planet biru yang dihuni manusia ini
telah bertahan selama lebih dari 4 miliar tahun.

Pengamatan luar angkasa memang sebelumnya telah mendeteksi keberadaan
planet Eris, ditemukan pada 2005 oleh astronom AS, mengambang di luar
angkasa. Namun planet mungil dengan suhu sangat dingin dan berukura
sedikit lebih besar planet pluto ini diperkirakan NASA akan tetap
berada di luar tata surya kita, dan tidak akan berjarak lebih dekat
dari 6,4 miliar kilometer dari bumi.

Saat ini di berbagai toko buku di seluruh dunia bisa dengan mudah
ditemukan buku-buku yang memuat ramalan suku Maya itu. Ramalan
sebelumnya menyebutkan kiamat akan terjadi pada May 2003, namun ketika
pada saat itu tidak ada yang terjadi, tanggal ramalan kemudian
direka-reka lagi menjadi 2012.

Bahkan kalender penanggalan suku Maya tidak berakhir pada 21 Desember
2012, melainkan ada periode lagi sesudahnya. Dan penanggalan itu
bahkan menyebutkan tidak ada posisi planet yang sejajar dalam beberapa
dekade mendatang.

Jika adanya planet-planet yang berbaris sejajar seperti yang
diramalkan sebagian orang itu benar terjadi, maka dampaknya pun tidak
signifikan terhadap bumi.

NASA juga siap membuktikan bahwa ramalan mengenai badai geomagnetik,
berbaliknya kutub-kutub bumi atau ketidakstabilan kerak bumi akan
menghancurkan bumi tidak benar adanya.

Ada beberapa mitos yang menyebutkan bahwa rotasi bumi dan kutub magnet
bumi memiliki hubungan, dengan bergantinya kutub magnetik bumi setiap
400 ribu tahun.

"Sejauh yang kita ketahui perubahan magnet itu tidak berbahaya
terhadap kehidupan di planet bumi. Mereka juga berpandangan bahwa
berbaliknya rotasi bumi sebagais esuatu yang mustahil. Perubahan
berbaliknya medan magnet bumi juga dipandang tidak akan terjadi dalam
beberapa milenium mendatang.

Sementara komet dan asteroid yang menabrak bumi merupakan sesuatu yang
sering terjadi, namun tubrukan yang besar amat jarang terjadi.
Terakhir kali kejadian itu berdampak apa bumi adalah pada 65 juta
tahun silam, yang diduga menjadi penyebab punahnya dinosaurus.

"Kita cukup yakin tidak ada asteroid yang mengancam bumi yang bisa
membuat dampak seperti 65 juta taun silam," demikian keterangan NASA.
afp/una/rin

http://www.republika.co.id/berita/88274/NASA_Tangkal_Rumor_Kiamat_2012

Saturday, November 7, 2009

Mukjizat Medis dalam Wudhu

Jauh sebelum manusia modern mengkampanyekan pentingnya kebersihan Islam
sejak empabela abad yang lalu sudah menyerukan hal tersebut kepada umatnya,
bahkan Rasulullah menyataka bahwa, "Kebersihan itu bagian dari iman." Bahwa
" Allah menyukai orang yang menyucikan diri." Tentu saja yang dimaksud
kebersihan lahir dan batin. Diwajibkannya jinabat, mandi jumat (bagi
laki-laki), berwudhu sebelum shalat adalah bukti bahwa Islam sangat
mementingkan kebersihan.
Tulisan berikut ini akan mencoba menjelaskan kepada kita rahasia yang
tersimpan dibalik syariat wudhu. Tulisan ini saya kutip dan terjemahkan dari
sebuah buku yang berjudul Ash-Shalah Riyadhatun Nafsi wal Jasad, karya
Mukhtas Salim asal Mesir (dengan penyesuaian redaksional di sana-sini
tentunya). Yup...!

Apa arti wudhu?
Kata wudhu dalam bahasa Arab adalah derivasi dari kata al-Wadhâ'ah, yang
berarti kebersihan, kecantikan, keindahan, dan cahaya.
Sedangkan wudhu ditinjau dari segi syariah adalah membasuh atau mengusap
angota badan tertentu yang sudah ditetapkan dan disyariatkan Allah, dengan
menggunakan air yang suci dan menyucikan.
"Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu
sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke
kedua mata kaki." (QS. al-Mâ'idah: 6)
Coba kita perhatikan semua anggota badan yang wajib dibasuh atau diusap
dalam ayat diatas adalah anggota yang terbuka, sangat mudah terkontaminasi
berbagai macam kotoran, bakteri, dan apalagi lah namanya, yang jika
dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan kita mudah terserang penyakit.
Subhanallah.

Wudhu dan Pencegahan Berbagai Penyakit

Dalam perkembangan ilmu kedokteran, wudhu dipandang sebagai salah satu cara
yang sangat efektif untuk perlindungan dan pencegahan dampak neganif polusi
lingkungan, bahkan bisa mencegah penularan berbagai penyakit.
Wudhu yang dilakukan minimal lima kali dalam sehari adalah usaha yang sangat
mencukupi untuk menjaga kebersihan.
Dalam praktiknya wudhu tidak saja disyariatkan untuk anggota badan yang
terbuka saja seperti yang disebutkan dalam al-Quran tadi tapi juga
membersihkan anggota-anggota badan yang tertutup ini adalah untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran yang dikeluarkan oleh tiap-tiap anggota
badan tersebut, sehingga kotoran tidak mengendap dan menjadi kotoran yang
membahayakan kesehatan. Kotoran yang mengendap ini bisa menjadi lahan subur
bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur atau kuman. Inilah pangkal dari
penyebab terjadinya berbagai macam penyakit, termasuk penyakit kulit yang
sangat berbahaya.
"Barangsiapa yang berwudhu dengan baik dan benar, maka semua dosa-dosa akan
keluar dari badannya, hingga keluar melalui bawah kukunya." (HR. Muslim)
"Ketika seorang berwudhu dan berkumur-kumur, maka dosa-dosanya akan keluar
dari mulutnya. Ketika dia melakukan Istinsyâq (memasukkan air ke dalam
hidung dan mengeluarkannya kembali), dosa-dosanya akan keluar dari
hidungnya. Ketika dia membasuh wajahnya, dosa-dosanya akan keluar dari
wajahnya melalui bulu-bulu kedua matanya. Ketika dia membasuh kedua
tangannya, dosa-dosa akan keluar dari kedua tangannya melalui bawah kukunya.
Ketika dia mengusap kepalaya, dosa-dosa akan keluar dari kepalanya melalui
kedua telinganya. Dan ketika dia membasuh kedua kakinya, dosa-dosa akan
keluar dari kedua kakinya melalui bawah kuku kedua kakinya."
Saudara...
Dalam hadits diatas Rasulullah menggunakan kata al-Khathaya, menurut bahasa
kiasan, kata ini bisa berarti kuman, bakteri, dan jamur yang berbahaya bagi
manusia.
Hadits yang menerangkan tentang wudhu seperti halnya hadits di atas adalah
sebagai dasar dari ilmu kedokteran yang menerangkan seputar keutamaan
kesehatan dan manfaat wudhu.

Wudhu Dapat Mencegah Kanker Kulit

Allah mewajibkan setiap muslim untuk berwudhu sebagai syarat sah shalat.
Dasar atau hal-hal yang wajib dalam wudhu adalah membasuh (mengusap) wajah,
kepala, kedua tangan, dan kedua kaki.
Selain itu, Rasulullah n memberi tambahan amalan-amalan yang sunnah
dilakukan, antara lain: memakai bersiwak sebelum berwudhu, mengulang usapan
atau basuhan tiga kali, berkumur-kumur, istinsyâq, menyela-nyela jari-jari
tangan dan kaki. Semuanya ini mengandung rahasia medis yang sangat penting
bagi tubuh manusia.
Kita tentu sepakat bahwa anggota tubuh yang diperintahkan oleh Allah dan
yang disunnahkan oleh Rasulullah untuk dibasuh dengan baik ketika kita
berwudhu adalah anggota tubuh yang sangat rentan terkontaminasi oleh kuman,
baik karena kotoran yang menempel di permukan kulit maupun terkontaminasi
oleh lingkungan sekitar.
Kotoran yang menempel pada permukaan kulit, akan cepat bercampur dengan debu
dan kotoran lain yang kita dapati ketika melakukan aktivitas sehari-hari.
Nah, inilah yang menyebabkan kulit kita dipenuhi oleh kuman-kuman yang
sangat berbahaya.
Sampai di sini kita dapat menyimpulkan bahwa berwudhu berualng kali, akan
menghilangkan berbagai macam kuman yang menempel pada anggota tubuh kita,
mencegah terjadinya penumpukan kuman diatas permukaan kulit dan menghindari
agar kuman tersebut tidak sampai masuk ke bagian dalam kulit.
Nah, tentu saja permukaan kulit yang selalu bersih dari kuman dan kotoran
sangat berpengaruh terhadap kesehatan bagian dalam kulit, sehingga kulit
dapat berfungsi dengan baik. Karena basuhan air pada permukaan kulit akan
mengikat dan menguatkan jalinan rambut-rambut darah, urat syaraf, dan
jalinan rambut yang berhubungan dengan permukaan kulit.
Dalam berbagai studi berhubungan dengan sebab-sebab terjadinya kanker kulit
menekankan bahwa kanker kulit kebanyakan terjadi karena efek dari
menyebarnya bahan-bahan kimia di permukaan kulit, khususnya efek dari
produk-produk kimiawi seperti bahandan alat-alat kosmetik. Nah, pembersihan
bahan kimia ini bisa dilakukan dengan cara membasuh kulit berulangkali
sehingga efek dari bahan kimia pada kulit bisa diminimalisiasi.
Hasil penelitian tim medis yang meneliti tentang barang-barang tambang dan
bahan-bahan logam menyebutkan bahwa mayoritas penderita penderita tumor,
kanker paru-paru, gangguan limpa, ginjal, dan kandung kemih adalah
dikarenakan efek dari masuknya bahan-bahan kimia ke dalam tubuh melalui
pori-pori kulit. Dari hasil penelitian tersebut tim medis menyimpulkan bahwa
anggota-anggota tubuh yang selalu terbuka terkena sinar matahari –khususnya
sinar ultra violet— (makanya pake pakaian tu kudu lengkap..hehe) bisa
mengakibatkan terjadinya kanker kulit.
Data statistik memperlihatkan terjadinya peningkatan penderita kanker kulit.
Kanker kulit ini banyak menyerang penduduk Negara Barat, dan penyebab
terbanyak adalah karena seringnya kulit terkena langsung sinar matahari.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah peningkatan resiko
penyakit ini adalah dengan cara menjaga wudhu. Karena wudhu akan sangat
membantu menjaga kelembaban permukaan kulit dan terhindar hal-hal yang
membahayakan dikarenakan sengatan ultra violet.
Berkumur-kumur dan Membersihkan Gigi (Ketika Berwudhu) dalam Perspektif
Medis
Rasulullah mengajarkan agar berkumur-kumur sebanyak tiga kali setiap
berwudhu dan membersihkan gigi, tujuannya untuk membersihkan sisa-sisa
makanan yang menempel di sela-sela gigi. Bahkan Rasulullah mencela orang
yang mengerjakan shalat yang sela-sela gigi-giginya masih terdapat sisa-sisa
makanan. Sebaliknya, Rasulullah memuji orang yang menyela-nyela dan
membersihkan giginya terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat,
"Terujilah orang-orang yang bersih dalam wudhunya dan terpujilah orang yang
membersihkan makanan (di sela-sela giginya). Bersih dalam berwudhu yaitu
dengan berkumur-kumur, Istinsyâq, dan menyela jari-jemari. Orang yang
membersihkan sisa makanan dari sela-sela giginya terpuji karena dua malaikat
Rakib dan Atid tidak akan menulis shalat seseorang yang di sela-sela giginya
masih terdapat sisa makanan." (HR. Ahmad dan Thabrani)
Hikmahnya, jika sisa-sisa makanan—khususnya makanan yang mengandung zat
tepung dan zat gula—berkumpul, menumpuk, kemudian membusuk di sela-sela
gigi, maka akan mengakibatkan suburnya bakteri dan menimbulkan berinfeksi
pada gusi, tenggorokan bernanah, gigi rapuh, membusuk, dan macam-macam
penyakit mulut lainnya yang dapat masuk ke alat pencernaan sehingga
kesehatan akan mengalami masalah serta menimbulkan berbagai macam penyakit
dan bau yang tidak sedap.
"Siwak dapat membersihkan mulut dan mendatangkan ridha Allah."

Istinsyâq (memasukkan dan mengeluarkan air ke/dari hidung)

Dalam beberapa hadits dijelaskan bahwa Rasulullah senantiasa melakukan
istinsyâq sebanyak tiga kali setiap berwudhu, dan beliau juga menekankan
untuk melakukan istinsyâq pada setiap wudhu.
"Hendaknya menghirup air ke hidung kemudian mengeluarkannya kembali." (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Tidak hanya itu, dalam beberapa hadits Rasulullah juga menganjurkan untuk
menyempurnakan istinsyâq. "Bersungguh- sungguhlah dalam berwudhu,
menyela-nyela jari jemari dan menyempurnakan istinsyâq, kecuali orang yang
sedang berpuasa." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hidung adalah sebuah penyaringan alami, ia berfungsi untuk menyaring udara
yang masuk ke dalam paru-paru. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
pernapasan yang sehat adalah pernapasan yang melalui hidung, salah satu dari
panca indera yang terdiri dari tulang rawan dilapisi oleh selaput tipis
berstruktur sel yang menghasilkan lendir (ingus) dari dalam. Bagian hidung
dilengkapi dengan bulu-bulu khusus yang lengket dan lekat. Bulu-bulu
tersebut bekerja sebagai pembatas sekaligus penyaring debu dan materi-materi
yang mengandung berbagai macam bakteri dari dalam. Bulu-bulu hidung tersebut
terdiri dari rambut lembut dan rambut pembuluh darah yang bekerja untuk
membasahi udara dan mengatur derajat kadar panas pada saat manusia menarik
napas sebagai persiapan masuknya udara ke dalam rongga tenggorokan dan
dilanjutkan ke dalam paru-paru.
Berbagai jenis penyakit bisa menular melalui pernapasan dan atau pembicaraan
di tempat-tempat yang sesak dan kerumunan manusia, jika ada diantara mereka
ada yang sedang menderita influenza, dipteri (penyakit tenggorokan) , radang
kelenjar beguk, sakit pada alat-alat pencernaan, dan penyakit lainnya yang
dapat menularkan kuman penyakit melalui hidung, tenggorokan, kemudian menuju
ke bagian dalam tubuh.
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa rutin melakukan istinsyâq
setiap kali berwudhu dapat membantu manusia membersihkan kuman dan
bakteri-bakteri secara maksimal sehingga jumlah bakteri yang tersisa sampai
pada batas minimal.
Ketika kita melakukan istinsyâq di setiap wudhu, kurang lebih selama tiga
jam hidung kita akan bersih dari berbagai macam bakteri dan virus yang
menempel di atas permukaan kulit hidung bagian dalam. Selain itu, istinsyâq
juga dapat menghilangkan sisa-sisa kotoran yang berada di bagian luar lubang
hidung.
Oleh karena itu, istinsyâq adalah cara sangat tepat untuk memberi
perlindungan dari berbagai macam penyakit yang membahayakan, seperti TBC
paru-paru, polio pada anak-anak, dan lain sebagainya.

Keutamaan Menjaga Istinsyâq

Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria bekerja sama
dengan bidang peneliti kesehatan dan obat-obatan di Akademi Penelitian
Ilmiah dan Teknologi mengadakan sebuah penelitian intensif untuk mempelajari
sekaligus mengungkap rahasia hubungan antara wudhu dan kesehatan. Dari hasil
penelitian tersebut, mereka menemukan fakta bahwa mayoritas bagian dalam
hidung orang yang tidak pernah berwudhu warna hidungnya cenderung kepucatan,
berminyak. Debu serta kotoran akan mengendap di dalam hidung, sehingga bisa
menimbulkan kerusakan pada bulu hidung. Di samping itu, lubang hidung akan
cenderung lengket, pekat, bulu-bulu hidung akan saling menempel, berdebu,
dan akan mudah rontok.
Orang Islam yang senantiasa menjaga wudhunya, bagian permukaan hidung akan
bersih, terhindar dari debu serta kotoran yang menempel, terlihat lebih
bersinar, dan bulu hidung akan terhindar dari kerusakan.
Hasil penelitian terhadap kuman dengan menggunakan mikroskop membuktikan
bahwa bagian dalam hidung seseorang yang tidak pernah melakukan shalat
(tidak pernah berwudhu) terdapat berbagai macam bakteri dan kotoran. Di
dalam hidung mereka terdapat bermacam-macam bakteri dalam jumlah yang sangat
banyak. Bakteri-bakteri tersebut akan mudah masuk ke dalam paru-paru, di
antaranya adalah deftroid, brutius, dan kalbasela. Kuman dan bakteri yang
mendominasi bagian dalam hidung orang yang tidak pernah berwudhu ini tidak
terdapat pada tubuh orang yang senantiasa melakukan ritual wudhu. Hidung
mereka cenderung lebih bersih, hanya ada sedikit bakteri yang tersembunyi
dan akan segera hilang setelah mereka mempraktikkan tata cara istinsyâq
dengan baik.
Hasil dari penelitian ilmiah ini menemukan kelebihan lain dari wudhu, yaitu
rahasia di balik pensyariatan istinsyâq yang diajarkan oleh Rasulullah.
Bahwa istinsyâq adalah cara yang terbaik untuk membersihkan bagian dalam
hidung. Karena setelah beberapa jam dari waktu kita membersihkan hidung,
kotoran dan kuman akan kembali lagi mengisi rongga hidung kita sehingga kita
harus terus menerus mengulangi permbersihan hidung. Dan ternyata waktu yang
tepat untuk membersihkan hidung kita kembali tersebut sangat cocok dengan
pengaturan waktu pelaksanaan shalat lima waktu.

Membasuh Wajah dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Wajah manusia ibarat cermin, ia dapat memantulkan kondisi kejiwaan, fisik,
dan kesehatan seseorang. Wajah juga bisa menjadi menjadi gambaran
keistimewaan pemiliknya. Melalui wajah seseorang mengekspresikan penerimaan
atau penolakan terhadap sesuatu.
Dalam sebuah hadits, Barra' ra. meriwayatkan,
"Rasulullah n adalah orang yang paling bagus wajahnya." (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Rasulullah memerintahkan untuk membasuh wajah sebanyak tiga kali setiap kali
berwudhu, berarti selama satu hari seorang muslim membasuh wajah sebanyak
lima belas kali untuk melaksanakan shalat lima waktu (ni bagi yang shalat
lho...). Jumlah basuhan ini cukup untuk menjaga kebersihan wajah dan
menghilangkan sisa-sisa debu yang menempel pada kulit wajah sebelum debu
tersebut berkumpul dan tercampur berbagai macam bakteri. Dengan demikian,
kebersihan mata juga terjaga sehingga dapat terhindar dari penyakit radang
mata, trakhoma, katarak, dan berbagai macam penyakit mata lainnya.
Membasuh wajah secara rutin setiap hari akan menstimulasi sel pada kulit
wajah sehingga kulit wajah lebih halus, kuat, elastis dan tidak lembek.
Selain dapat menambah energi dan semangat hidup tinggi, wajah terlihat
cerah, dan dapat mencegah serta menghilangkan kerutan-kerutan pada kulit
wajah (jadi wudhu bisa dukata obat awet muda ya ;D?!)
Itu di dunia. Di akhirat? Ni balasannya:
"Sesungguhnya pada hari kiamat umatku dipanggil dalam keadaan wajah yang
putih berseri karena bekas wudhu. Barangsiapa di antara kalian yang mampu
untuk memperbesar cahayanya, hendaklah ia melakukannya (dengan banyak
berwudhu)." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Wallahua'lam.

Categories

2012 (1) adab (6) akhwat (6) al qur'an (7) Al-Ghazali (2) alqur'an (3) amal-amal mulia (1) astronomi (2) bercanda (2) bermuda (1) binteng (1) cahaya (3) cantik (5) cinta (3) claudius (1) cosmis (1) dewasa (2) diponegoro (1) fachchar (1) film (1) fisika (4) formosa (1) hati (3) hidup (2) hijab (1) hukum (1) iblis (1) ilmu (2) jawa (1) jilbab (3) jin (1) kecepatan (1) kesehatan (3) ketua (1) kiamat (2) kristologi (2) lailatul qadar (1) liberalisme (3) Madinah (2) makkah (1) manfaat puasa (1) manusia (4) maulud (1) merokok (1) MUI (2) muslim (4) muslimah (6) nabi (3) nasa (1) newton (1) nikah (2) nikmat (1) pacaran (6) pahlawan (1) pengetahuan (13) perempuan (3) planet (1) proteinasi (1) ramadhan (1) RIMA (1) Rosulullah (5) sabar (5) sahur (1) sambutan (1) sejarah (8) sekolah (4) sepakbola (1) sholat (3) suku maya (1) sumur setan (1) syukur (2) tafsir (1) tahun baru (1) Thien (1) valentine (2) waktu (2) wanita (7) zina (5) फित्नाह (1)